Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Bantah Adanya Tentara Bayaran untuk Melindungi Maduro

Kompas.com - 28/01/2019, 16:02 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Pemerintah Rusia membantah kabar adanya tentara bayaran yang ditempatkan di Venezuela untuk melindungi Presiden Nicolas Maduro.

Pekan lalu, Reuters memberitakan terdapat ratusan tentara bayaran dari perusahaan swasta militer Wagner yang berada di Venezuela.

Wagner merupakan perusahaan swasta rahasia yang dipimpin letnan Rusia bernama Dmitri Utkin, seorang anggota badan intelijen Rusia (GRU).

Baca juga: Tentara Bayaran Rusia Disebut Masuk Venezuela untuk Lindungi Maduro

Kelompok itu dihubungkan dengan kematian tiga jurnalis Rusia yang merilis dokumenter soal operasi di Republik Afrika Tengah.

Di samping operasi di Afrika, Wagner juga berada di Suriah dan Ukraina. Media Rusia mengklaim Wagner dipimpin Yevgeniy Prigozhin.

Pria itu mendapat julukan sebagai "Koki Presiden Vladimir Putin", dan diduga memerintahkan serangan terhadap pasukan Amerika Serikat ( AS) di Suriah pada Februari 2018.

Dalam acara kabar politik, juru bicara kepresidenan Dmitry Peskov menyanggah bahwa Kremlin mengirimkan militer ke negara Amerika Latin itu.

"Rasa takut punya ratusan mata," kata Peskov dikutip The Guardian Minggu (27/1/2019). Namun, Peskov tidak memberikan bantahan secara langsung.

Sebab, perusahaan swasta militer tidak bekerja bagi pemerintah. Pakar menuturkan, terdapat kekhawatiran dari Rusia jika ganti rezim bakal memengaruhi investasi mereka.

David Rozental, peneliti Institut Amerika Latin di Akademi Sains Rusia, berkata, Kremlin sudah menginvestasikan lebih dari 20 miliar dollar AS atau Rp 281,3 triliun.

Kebanyakan dari investasi itu berbentuk pinjaman. Seperti 3 miliar dollar AS, sekitar Rp 42,1 triliun, yang dipakai Caracas untuk membeli senjata.

Pembelian senapan serbu hingga jet tempur itu menjadikan Venezuela sebagai operator peralatan militer Rusia terbesar di Amerika Latin.

Kalashnikov sebagai produsen senapan serbu AK47 dikabarkan membangun pabrik di Venezuela meski pembukaannya masih ditunda.

Baca juga: Ikuti AS, Israel Akui Pemimpin Oposisi sebagai Presiden Venezuela

Direktur Akademik Institut Amerika Latin Vladimir Davydov berujar, cadangan minyak Venezuela menjadi prioritas utama Moskwa.

"Peran apa yang hendak dimainkan Rusia dalam kontrol sumber daya strategis? Itulah yang saat ini diputuskan di Venezuela," beber Davydov.

Kabar keberadaan tentara bayaran itu mencuat di tengah situasi politik Venezuela yang memanas menyusul deklarasi pemimpin opisisi Juan Guaido sebagai presiden sementara.

Deklarasi itu mendapat dukungan dari Presiden AS Donald Trump maupun sejumlah pemimpin negara Barat, dan menyebut pemerintahan Maduro tidak sah.

Di sisi lain, Rusia dengan China dan Turki masih memberi dukungan bagi Maduro meski saat ini tingkat penerimaan publik Venezuela hanya 20 persen.

Baca juga: Dukungan AS bagi Oposisi Venezuela Bisa Memicu Perang Saudara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com