WHISTLER, KOMPAS.com - Pada November 2018, pria asal Suriah bernama Hassan al-Kontar berhasil mendapatkan suaka ke Kanada.
Kisahnya menjadi perhatian dunia ketika telantar di Bandara Kuala Lumpur, Malaysia, sejak Maret 2018.
Selama 7 bulan, dia bertahan di bandara hanya dengan makan makanan sumbangan dari awak pesawat dan tidur di lantai terminal.
Kini, pria berusia 37 tahun itu merajut impian di negara yang menyambutnya dengan tangan terbuka.
Baca juga: Penumpang Terjebak 14 Jam dalam Pesawat saat Cuaca Dingin di Kanada
Dilaporkan NBC News, Jumat (25/1/2019), Hassan tinggal di sebuah pondok yang dihangatkan oleh perapian di komunitas ski di Kanada bagian barat.
"Saya meminta keamanan, saya mendapatkannya di Kanada. Saya berharap, dan saya memperolehnya di Kanada. Saya ingin kebebasan, saya mendapatkannya di Kanada," ucapnya.
Kedatangannya ke Kanada bermula ketika mantan jurnalis Laurie Cooper mengetahui kisah hidupnya, yang kerap dibagikan Hassan di akun media sosial.
Dengan bantuan beberapa pihak, permohonan diajukan untuk mensponsori Hassan melalui sistem imigrasi Kanada.
Namun pada Oktober 2018, otoritas Malaysia menangkapnya dengan alasan masalah keamanan. Hassan terpaksa menghabiskan 58 hari di sel kecil di fasilitas penahanan, dan takut dideportasi kembali ke Suriah.
"Kami tidak tahu apakah dia sudah mati atau masih hidup," kata Cooper.
Meanwhile in ???????? Whistler BC ??.
— Hassan Al Kontar (@Kontar81) 3 Januari 2019
The land of fairy tales ????????????????????????????????????.#Canada #Whistler pic.twitter.com/8iY94ncOyx
Namun, permohonan suakanya dapat dipercepat oleh Kanada dan dia akhirnya diberikan status sebagai pengungsi.
"Itu terasa seperti putra saya kembali ke rumah," ucap Cooper.
Hassan sekarang menikmati hidupnya yang berbeda di sebuah kota resor musim dingin, sekitar 12.800 km dari Kuala Lumpur.
Dia tinggal bersama Cooper, suami Cooper, dan dua anak pasangan itu di Whistler.
"Saya merasa seharusnya memang berada di sini," tuturnya.