Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Desember 1951, EBR-I Jadi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Pertama Dunia

Kompas.com - 20/12/2018, 15:05 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pengembangan nuklir pada awalnya memang dilakukan sebagai senjata senjata pada masa Perang Dunia II. Dampaknya, Kota Nagasaki dan Hiroshima luluh lantak, menjadi korban tragedi kemanusiaan setelah bom atom dijatuhkan Amerika Serikat.

Pasca-perang, teknologi nuklir semakin dikembangkan negara adikuasa pada periode 1960-an, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Adanya hubungan yang tak baik antara Uni Soviet dan Amerika Serikat menimbulkan Perang Dingin.

Namun, AS ternyata juga memanfaatkan nuklir untuk membuat sesuatu yang berguna selain senjata. Hasilnya, nuklir dimaksimalkan sebagai bahan sumber listrik.

Hari ini 67 tahun yang lalu, tepatnya pada 20 Desember 1951, AS berhasil mengembangkan nuklir sebagai wahana pembangkit listrik pertama dunia. Melalui sebuah tempat yang diberi nama Experimental Breeder Reactor-I (EBR-I), listrik dihasilkan.

Dilansir dari Britannica, tempat ini dibangun oleh Argonne National laboratory dan sekarang menjadi Laboratorium Nasional Idaho dekat Idaho Falls, Idaho, AS.

EBR-I adalah percobaan awal untuk menunjukkan eksperimen dan hasilnya mampu menghasilkan listrik pertama dari panas nuklir.

Listrik pertama dihasilkan dari panas yang dihasilkan oleh reaksi nuklir berkelanjutan yang menyediakan uap ke generator turbin. Keberhasilan ini sebagai peresmian tenaga nuklir di Amerika Serikat.

Baca juga: Mengenang Nucleon, Konsep Mobil Bertenaga Nuklir Besutan Ford

Gagasan Awal

Gagasan untuk mengembangkan teknologi ini pertama kali terjadi pada para ilmuwan yang bekerja pada program energi atom masa perang pada awal 1940-an.

Bukti eksperimental menunjukkan bahwa nuklir mampu menghasilkan listrik. Konstruksi EBR-I dimulai pada akhir 1949 dengan menyiapkan berbagai gedung untuk merealisasikan tahap ini.

Pada awal 1951, beberapa bulan sebelum gedung EBR-I selesai dibangun, sembilan anggota staf dari Laboratorium Nasional Argon dari Komisi Energi Atom tiba di lokasi untuk memasang reaktor, yang telah mereka rancang di laboratorium dekat Chicago.

Pada 20 Desember 1951 tepat pukul 01.50 waktu setempat, jumlah listrik yang dapat digunakan pertama yang dihasilkan dari tenaga nuklir mulai mengalir dari generator turbin.

Empat bola lampu bersinar terang untuk meresmikan lahirnya tenaga yang dihasilkan nuklir. Keesokan harinya, percobaan diulang, dan listrik yang cukup untuk menyalakan gedung di EBR-I.

Baca juga: AS Berencana Akhiri Perjanjian Senjata Nuklir Era Perang Dingin dengan Rusia

Menjadi Museum dan Identitas AS

Kurang dari setahun setelah EBR-I menghasilkan listrik pertama, para ilmuwan Argonne menghitung bahwa reaktor mereka memang bisa menghasilkan bahan bakar.

Pada 4 Juni 1953, EBR-I memberikan bukti pertama bahwa nuklir dapat berkembang dengan baik. Ketika itu mampu menghasilkan satu listrik secara berkala dengan cukup baik.

EBR-I digunakan untuk tujuan penelitian hingga 1964, ketika reaktor itu ditutup, Argonne membangun reaktor baru EBR-II dan beroperasi dari tahun 1964 sampai 1994.

Kini bekas tempat EBR-1 digunakan sebagai museum dan terbuka oleh umum. Museum ini juga menampilkan tampilan interaktif berwarna-warni yang menceritakan kisah pengembangan nuklir ketika itu.

Museum ini Ini adalah satu-satunya tempat di Amerika Serikat yang menampilkan empat reaktor nuklir, ruang kontrol reaktor, perangkat penanganan jarak jauh untuk bahan radioaktif, peralatan deteksi radiasi, dan banyak lagi mengenai nuklir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com