Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia: Jika Perang Nuklir, Semua Orang Bakal ke Surga atau Neraka

Kompas.com - 23/10/2018, 17:10 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Newsweek

MOSKWA, KOMPAS.com - Juru bicara kepresidenan Rusia Dmitry Peskov memberikan klarifikasi atas pernyataan Presiden Vladimir Putin.

Sebelumnya pada pekan lalu dalam sebuah pertemuan di Sochi, Putin menuturkan Rusia bakal mengerahkan senjata nuklir jika mendapat serangan.

Baca juga: Putin: Jika Diserang, Rusia Bakal Gunakan Senjata Nuklir

Dia melanjutkan dengan mengakui aksi tersebut bakal berdampak kepada kemusnahan global. Namun, dia menggarisbawahi pernyataan "Rusia tak memulainya".

"Kami jelas adalah korban dari agresi itu, dan bakal naik ke surga sebagai martir. Sedangkan penyerang bakal terbunuh lebih dahulu," ujar Putin.

Dikutip TASS via Newsweek Senin (22/10/2018), Peskov menuturkan presiden berusia 66 tahun itu sedang menggunakan bahasa kiasan.

"Dia tentu tak sedang membicarakan surga atau ke mana kami bakal pergi," ujar Peskov yang menjelaskan, inti dari ucapan Putin adalah Rusia tak memulai serangan.

"Jika perang nuklir pecah, semua orang tentunya bakal pergi ke surga atau neraka. Sisanya merupakan kalimat kiasan," ujar Peskov.

Komentar Putin terjadi sebelum Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan niat untuk keluar dari perjanjian nuklir era Perang Dingin.

Perjanjian Nuklir Jarak Menengah (INF) merupakan kesepakatan yang diteken di 1987 oleh Presiden AS Ronald Reagan dan Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev.

Kesepakatan itu menitikberatkan kedua belah pihak untuk tak mengembangkan senjata nuklir dengan jangkauan antara 500 hingga 5.500 kilometer.

Trump menyebut Kremlin telah melanggar perjanjian selama bertahun-tahun. "Kami tak bakal membiarkan mereka terus melakukan pelanggaran," tutur dia.

Presiden berusia 72 tahun itu melanjutkan, AS bakal membangun persenjataan nuklir tidak saja untuk menekan Rusia, namun juga China.

Tak termasuk ke dalam negara yang terikat dengan INF, China dilaporkan bisa mengembangkan rudal balistik dengan jangkauan 15.000 kilometer.

Baca juga: Trump: AS Akan Bangun Senjata Nuklir untuk Tekan Rusia dan China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com