Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penasihat Putra Mahkota Saudi Perintahkan Bunuh Khashoggi via Skype

Kompas.com - 23/10/2018, 11:29 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Reuters

RIYADH, KOMPAS.com — Sebuah laporan merebak bahwa penasihat Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) memerintahkan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Kabar tersebut diembuskan Reuters Selasa (23/10/2018) dengan mengutip sumber dari dua pejabat anonim intelijen Saudi.

Saud al-Qahtani, penasihat bidang media MBS, memerintahkan pembunuhan yang terjadi di gedung Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, via Skype.

Baca juga: Saat Dunia Geram Kasus Khashoggi, Menkeu AS Temui Putra Mahkota Saudi

Berdasar penuturan sumber tersebut, Khashoggi datang ke konsulat pada 2 Oktober sekitar pukul 13.00 waktu setempat untuk mengurus dokumen pernikahan.

Sumber keamanan Turki menjelaskan, di dalam gedung Khashoggi langsung dikelilingi 15 pelaku yang datang menggunakan dua penerbangan beberapa jam sebelumnya.

Kontributor media Amerika Serikat (AS) The Washington Post itu langsung digelandang ke ruangan di mana Qahtani sudah menunggu melalui saluran Skype.

Qahtani mulai mengeluarkan makian ke Khashoggi yang langsung dibalas juga dengan hinaan. Menurut sumber intelijen, Qahtani memerintahkan Khashoggi dilenyapkan.

"Bawakan saya kepala orang itu," kata Qahtani seperti ditirukan sumber. Tidak diketahui apakah dia menonton seluruh proses pembunuhan tersebut.

Pejabat intelijen anonim Saudi menuturkan, operasi tersebut sangat ceroboh dan gagal. Rekaman panggilan Skype itu dilaporkan berada di tangan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Adapun Erdogan pada Minggu (21/10/2018) menyatakan, dia bakal membeberkan soal temuan penyelidik Turki dalam pidato mingguan Selasa.

Tiga teman Khashoggi kepada Reuters mengungkap, Qahtani sempat menelepon Khashoggi beberapa bulan setelah dipindah ke Washington tahun lalu.

Penasihat berusia 40 tahun itu membujuk Khashoggi agar bersedia kembali ke Riyadh. Dia sempat menjanjikan si jurnalis bakal menerima pekerjaan sebagai konsultan kerajaan.

Selain itu, Qahtani juga menyatakan Khashoggi masih sangat dihormati di Saudi. Namun, meski permintaan itu disampaikan secara halus, Khashoggi menolaknya.

Baca juga: Kematian Khashoggi Bikin Pelarian Saudi di Luar Negeri Ketakutan

Teman itu mengaku Khashoggi tak percaya kepada Qahtani. "Jamal berkata kepada 'apa dia pikir saya bakal kembali supaya dia bisa menjebloskan saya ke penjara?'," ujarnya.

Pejabat anonim Saudi mengemukakan, Qahtani memang sempat menelepon Khashoggi. Jadi penyergapan di Istanbul merupakan langkah lain untuk membawanya pulang.

Qahtani dilaporkan telah dipecat Raja Salman beserta empat pejabat lainnya pekan lalu. Dia ditahan dan sempat mengaku tak percaya.

Kasus Khashoggi telah menyita perhatian dunia, di mana negara Barat termasuk AS meminta penjelasan Saudi atas kematiannya.

Khashoggi, yang notabene mantan penasihat pemerintah, melarikan diri dari Saudi dan tinggal di Amerika Serikat (AS) sejak September 2017.

Dalam ulasannya di The Post, jurnalis berumur 60 tahun itu acap mengkritik kebijakan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman maupun keterlibatan Saudi di Yaman.

Baca juga: Imbas Kasus Khashoggi, Investor Asing Kabur dari Bursa Arab Saudi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com