Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekas Penasihat Trump Ingin Bersaksi Soal Kaitan Rusia dan Pilpres AS

Kompas.com - 31/03/2017, 13:01 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Mantan penasihat keamanan Gedung Putih, Michael Flynn berniat memberikan kesaksian terkait dugaan hubungan Rusia dan kampanye presiden Donald Trump.

Flynn memberikan tawarannya tidak cuma-cuma karena dia meminta imunitas dari semua dakwaan jika dia memberikan kesaksian. Demikian laporan Wall Street Journal, Kamis (29/3/2017).

Menurut harian tersebut, Flynn menyampaikan tawarannya itu kepada Biro Investigasi  Federal (FBI), parlemen, dan komite intelijen Senat.

Harian itu menyebut tidak diketahui alasan yang mendorong Flynn hingga dia menawarkan diri untuk memberikan kesaksian.

Namun, Wall Street Journal yang mengutip seorang pejabat yang tak mau disebutkan namanya mengatakan tuntutan imunitas yang diajukan mantan jenderal angkatan darat itu bisa menimbulkan "masalah hukum".

"Jenderal Flynn sudah pasti memiliki kisah untuk diungkapkan, dan dia ingin membeberkannya jika situasinya memungkinkan," kata Robert Kelner, kuasa hukum Flynn, lewat akun Twitter-nya.

Setidaknya empat investigasi kongres digelar terpisah untuk memastikan kebenaran dugaan upaya Moskwa memengaruhi pemilihan presiden tahun lalu demi keuntungan Donald Trump.

Sementara, berbagai pertanyaan terus bermunculan seputar kemungkinan sejumlah orang dekat Trump memiliki hubungan dengan Rusia.

Sebagai mantan kepala intelijen militer AS, Flynn, pada akhir 2015 menghadiri sebuah acara stasiun televisi Russian Today.

Dalam acara itu Flynn duduk di sebelah Presiden Rusia Vladimir Putin sehingga menumbuhkan kecurigaan bahwa dia memiliki hubungan terlalu dekat dengan Rusia.

Flynn mengundurkan diri dari jabatannya di Gedung Putih bulan lalu setelah terungkap dia membuat peryataan menyesatkan terkait pertemuannya dengan dubes Rusia untuk AS, Sergey Kislyak.

Segera setelah Flynn mundur, Jaksa Agung AS Jeff Sessions juga didesak mengundurkan diri karena dituduh pernah bertemu dengan Dubes Kislyak.

Namun, di hadapan komite investigasi Senat, Sessions membantah pernah bertemu dengan Dubes Kislyak.

Belakangan, setelah Gedung Putih membenarkan pertemuan Sessions dan Kislyak, dia menyebut pertemuan itu bukan untuk membahas kampanye presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com