Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Serang Kubu Hillary Terkait Bocoran "E-mail" soal Agama

Kompas.com - 14/10/2016, 19:21 WIB

KOMPAS.com - Kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, menghadapi pertanyaan soal pernyataan-pernyataan dari staf kampanyenya mengenai ajaran agama Kristen.

Pertanyaan itu seputar perbedaan antara Katolik dan Protestan, serta keberpihakan mereka secara politik dalam Pemilihan Presiden AS 2016.

Sebelumnya, WikiLeaks telah mengungkapkan ribuan e-mail internal yang konon diretas dari dalam tim kampanye Hillary.

Dalam salah satu e-mail tersebut, juru bicara kampanye Jennifer Palmieri saling mengirim pesan tahun 2011 dengan John Halpin, peneliti senior di lembaga pemikiran liberal Center for American Progress.

Halpin menulis, kelompok konservatif paling berkuasa di negara itu semuanya Katolik. Lantas dia menyebut politik mereka merupakan bentuk penurunan nilai keimanan yang luar biasa.

"Mereka pasti tertarik pada pada pikiran sistematis dan sangat terbelakang dari relasi jender. Juga pasti mereka tidak paham dengan demokrasi Kristen," tulis Halpin dalam e-mail.

Palmieri membalas, "Ajaran Katolik adalah agama yang secara politis konservatif dan paling diterima secara sosial. Kawan-kawan mereka yang kaya tidak akan mengerti jika mereka menjadi penginjil."

E-mail lain pada tahun 2011 dikirim oleh John Podesta, yang saat ini menjabat sebagai kepala kampanye Hillary Clinton.

Saat itu, Podesta memimpin kelompok progresif yang disebut "Catholic Spring," mengadaptasi gerakan pro-demokrasi "Arab Spring" di Timur Tengah.

"Diperlukan gerakan 'Catholic Spring', di mana umat Katolik menuntut diakhirinya kediktatoran abad menengah," tulis Presiden kelompok Voices for Progress, Sandy Newman.

"Juga, dimulainya demokrasi kecil-kecilan dan penghormatan atas persamaan jender dalam Gereja Katolik," ungkap Newman lagi.

Serangan

Terkait temuan tersebut, kandidat presiden AS dari Partai Republik Donald Trump mengatakan kepada para pendukungnya, Rabu lalu, sejumlah e-mail itu menunjukkan bahwa para staf Hillary menyerang secara kasar kepada umat Katolik dan penginjil.

"Ini bukti terbaru kebencian dari kampanye Hillary terhadap warga AS biasa yang beriman," ujar dia.

"Jika Anda orang beragama, Anda akan memilih Donald Trump, dan saya memiliki dorongan dan bantuan seperti itu," kata Trump lagi.

Podesta mengatakan, penyelidikan FBI atas sejumlah e-mail yang diretas adalah bagian dari penyelidikan biro investigasi federal.

Penyelidikan itu bagian dari pemeriksaan yang lebih luas terhadap peretasan oleh Rusia atas sejumlah e-mail Partai Demokrat, sesuatu yang disangkal Rusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com