Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erdogan: Serangan di Istanbul Harus Jadi Titik Balik Perang Lawan Militan

Kompas.com - 29/06/2016, 10:26 WIB

ANKARA, KOMPAS.com -  Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, Rabu (29/6/2016) mengatakan, serangan teror di Bandara Ataturk, Istanbul, harus menjadi titik balik perang global melawan kelompok militan.

"Serangan, yang berlangsung selama bulan suci Ramadhan, menunjukkan bahwa serangan terorisme tidak menghargai iman dan nilai-nilai (agama)," kata Erdogan dalam sebuah pernyataan, Rabu, seperti dilaporkan Reuters.

"Bom yang meledak di Istanbul bisa terjadi juga di bandara manapun di kota-kota di seluruh dunia," katanya, mendesak semua pemerintah untuk bergabung melawan terorisme.

Amerika Serikat mengatakan akan berdiri bersama Turkki, sekutu NATO-nya, dalam solidaritas. Serangan tersebut hanya akan memperkuat tekad bersama mereka.

PBB Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon menekankan perlunya untuk mengintensifkan upaya global untuk memerangi ekstremisme.

Bandara Istanbul merupakan satu dari tiga bandara besar terpadat di benua Eropa setelah London dan Paris. Istanbul, sebagian terletak di Eropa itu, menjadi pusat destinasi wisata Turki.

Gambar-gambar yang diungah di media sosial menunjukkan orang-orang yang terluka tergeletak di tanah, di dalam dan luar terminal internasional.

Sebuah helikopter berdengung di atas bandara untuk mengevakuasi korban dari bagian atas bangunan.

Puluhan calon penumpang atau penumpang yang baru saja mendarat berjalan keluar bangunan banara sambil membawa barang-barang mereka dalam keadaan sangat terpukul.

Di AS, Otorita Bandara New York dan New Jersey bereaksi dengan bersiaga tinggi . Polisi dilengkap senjata sambil melakukan patroli di tiga bandara utama di wilayah metropolitan New York.

Turki telah menderita akibat serentetan pemboman tahun ini, termasuk dua serangan bunuh diri di kawasan wisata Istanbul yang dilakukan kelompok  Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Sebelumnya juga dua serangan bom mobil di Ankara, ibu kota negara itu, yang diklaim oleh kelompok militan Kurdi.

Dalam serangan terbaru sebelum serangan di bandara Ataturk, sebuah bom meledak di bus polisi di Istanbul selama jam sibuk di waktu pagi sehingga menewaskan 11 orang dan melukai 36 orang.

Turki, yang merupakan bagian dari koalisi pimpinan AS memerangi ISIS, juga memerangi gerilyawan Kurdi di bagian tenggara negara itu.

Satu orang tewas pada 23 Desember 2015, ketika sebuah ledakan menghantam bandara Sabiha Gokcen, di Istanbul, yang terletak di wilayah benua Asia. Serangan diklaim pejuang Kurdi.

Serangan di Istanbul kali ini mirip dengan  bom bunuh diri oleh militan ISIS di bandara Brussels, Belgia, Maret lalu yang menewaskan 16 orang.

Sebuah serangan terkoordinasi juga menargetkan kereta bawah tanah (metro) di Brussels saat itu, yang terjadi pada jam-jam sibuk menyebabkan 16 orang juga tewas. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com