Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Lancarkan Serangan Udara ke Markas Kelompok Kurdi

Kompas.com - 12/10/2015, 14:35 WIB
KOMPAS.com — Angkatan udara Turki menggempur markas kelompok militan Kurdi pada Minggu (11/10/2015), sehari setelah serangan bom maut dalam pawai perdamaian di Ankara.

Pesawat-pesawat tersebut menyerang basis Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di wilayah tenggara dan di luar perbatasan Irak utara.

Pengeboman pada hari Sabtu di Ankara menewaskan sedikitnya 95 orang, menjadikannya serangan bom paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir.

Pihak berwenang mengatakan, mereka menduga kelompok Negara Islam berada di balik serangan itu.

Serangan ini dilakukan setelah Pemerintah Turki menolak tawaran gencatan senjata yang diserukan PKK pada hari Sabtu.

"Gencatan senjata PKK tak berarti apa-apa bagi kami," kata seorang pejabat senior keamanan Turki kepada kantor berita Reuters. "Operasi akan berlanjut tanpa henti."

Suasana tegang mewarnai Turki sebelum serangan pada hari Sabtu, dalam bayang-bayang pemilihan umum yang akan digelar lebih awal pada 1 November.

Partai Keadilan dan Pembangunan, AKP, yang berkuasa, kehilangan suara mayoritas pada bulan Juni setelah kemenangan Partai Rakyat Demokratik pro-Kurdi (HDP), yang terlibat dalam pawai hari Sabtu.

Turki membantah

Pemerintah Turki membantah tuduhan kelompok oposisi bahwa mereka terlibat dalam serangan bom di Ankara.

Menurut HDP, jumlah sebenarnya korban yang tewas pada hari Sabtu paling sedikit 128 jiwa.

Pihak berwenang Turki meyakini serangan itu dilalukan oleh dua orang pengebom bunuh diri.

Dua pejabat keamanan senior mengatakan kepada Reuters, tanda-tanda awal menunjukkan bahwa ISIS yang harus disalahkan.

Hari Minggu merupakan awal dari masa perkabungan terhadap korban yang akan berlangsung selama tiga hari.

Di Istanbul, ratusan pelayat dalam prosesi pemakaman seorang korban, Kubra Meltem Mollaoglu, melontarkan kalimat, "Pemerintah harus bertanggung jawab atas kejahatannya!"

Sementara itu, ribuan orang berkumpul di pusat kota Ankara untuk mengenang para korban.

Di kota Diyarbakir di wilayah tenggara, polisi menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan orang yang memprotes peristiwa serangan bom Ankara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com