Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemberontak Culik Perdana Menteri Libya

Kompas.com - 10/10/2013, 12:27 WIB
TRIPOLI, KOMPAS.COM — Para pemberontak telah menculik Perdana Menteri Libya Ali Zidan dan membawanya ke sebuah lokasi yang dirahasiakan. Demikian kata Juru Bicara Zidan kepada CNN, Kamis (10/10/2013) pagi waktu setempat.

Para pemberontak bersenjata mengawal perdana menteri itu dari Corinthian Hotel di Tripoli ke dalam sebuah konvoi mobil yang sedang menunggu. Demikian kata seorang petugas hotel yang tidak bersedia diungkap jati dirinya karena tidak berwenang berbicara kepada media.

Para saksi mata melaporkan, tidak ada tembakan dalam insiden tersebut. Mereka juga mengatakan, para pria bersenjata itu bersikap santun dan "tidak menimbulkan masalah".

Kantor Zidan, lewat akun Facebook resmi, awalnya menyebut penculikan itu sebuah "gosip". Namun, pihaknya belakangan mem-posting sebuah catatan yang mengatakan pihaknya telah "dipaksa oleh penculik untuk menyangkal laporan tersebut".

Milisi Libya telah merajalela sejak revolusi yang menggulingkan Moammar Khadafy tahun 2011. Milisi di timur negara itu menuntut otonomi yang lebih besar dari pemerintah pusat dan telah sangat membatasi produksi minyak Libya, yang merupakan basis utama pendapatan ekspor.

Bulan lalu, Zidan mengatakan, negaranya sedang mencoba untuk membangun kembali setelah puluhan tahun di bawah pemerintahan Khadafy. Dia meremehkan laporan bahwa Libya merupakan sebuah negara yang gagal. "Kami sedang berusaha untuk membangun sebuah negara, dan kami tidak malu untuk itu," kata Zidan kepada Christiane Amanpour dari CNN. "Dunia luar berpendapat bahwa Libya gagal, tetapi Libya dihancurkan Khadafy selama 42 tahun, dan dihancurkan oleh satu tahun penuh perang saudara. Itulah sebabnya kami mencoba untuk membangunnya kembali."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com