BEIRUT, KOMPAS.com – Sebuah bom yang diklaim oleh kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) meledak di pusat pertahanan kubu oposisi Islamis Ahrar al-Sham, Minggu (21/5/2017), sehingga lebih dari 20 orang tewas.
Ledakan kembar terdengar di markas Ahrar al-Sham di desa Saraqeb, di bagian timur Provinsi Idlib, demikian laporan Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR), organisasi yang berbasis di London, Inggris.
Menurut Reuters, Ahrar al-Sham dalam pernyataannya menyebutkan, pelaku penyerangan itu hanya satu orang (penyerang tunggal).
Baca: Serangan Senjata Kimia Tewaskan 70 Orang di Idlib, Suriah
Pelaku mengendari sepeda motor dan menabrakkannya ke sebuah bangunan di desa itu sehingga memicu ledakan yang menewaskan pengendara.
Bersamaan dengan itu pula sebuah bom yang berada di sepeda motor pun meledak. Akibatnya, puluhan orang tewas, termasuk pelaku, dan puluhan lain terluka.
Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan, mayat bergelimangan darah. Motor yang dikendarai penyerang pun terbakar di luar sebuah bangunan kecil di desa tersebut.
ISIS, yang mengklaim bertanggung jawab lewat situs berita daring mereka, Amaq, memerangan semua pihak di Suriah, termasuk kelompok oposisi yang sedang melawan rezim Suriah.
Baca:Indonesia Kutuk Serangan Gas Beracun di Suriah
Kelompok ISIS selain berperang untuk menggulingkan Presiden Bashar al-Assad, juga memerangi pasukan oposisi yang sedang berjuang menggulingkan Assad.
Idlib, yang merupakan basis pertahanan kubu oposisi Islamis, juga menjadi medan pertempuran antarmilisi yang memerangi ISIS.
Pada awal tahun ini, terjadi pertempuran besar antara Ahrar al-Sham dengan kelompok yang tergabung dalam sayap Al Qaeda yakni aliansi Hayat Tahrir al-Sham.
Pasukan pemerintah Suriah juga telah mengalami kemajuan dalam memerangi kelompok oposisi dan merebut kembali wilayah dari para pejuang oposisi dalam enam tahun perang saudara.
Baca: MSF Temukan Tanda-tanda Gas Saraf dalam Serangan di Suriah