ANKARA, KOMPAS.com - Berbicara di depan ratusan ribu pendukungnya dalam sebuah aksi unjuk rasa besar-besaran di Istanbul, Turki, Minggu (7/8/2016), Presiden Recep Tayyip Erdogan menjelaskan soal kemungkinan hukuman matu kepada para pelaku kudeta.
"Jika bangsa ini menginginkan keputusan itu (menjatuhkan hukuman mati), saya yakin partai-parti politik akan mendukung," kata Erdogan dalam ajang di lapangan Yenikapi, Istanbul itu.
"Parlemen Turki yang akan memutuskan sebagai bentuk kedaulatan rakyat...saya sampaikan saat ini, saya akan menyetujui apapun keputusan parlemen," tambah Erdogan.
Dalam kesempatan yang sama Erdogan mengkritik ancaman Uni Eropa yang menyebut jika Turki menerapkan hukuman mati maka upayanya menjadi anggota blok ekonomi itu akan terhambat.
Terkait pernyataan Uni Eropa itu, Erdogan menyebut hukuman mati masih banyak digunakan di banyak negara seperti Amerika Serikat, Jepang dan China.
"Saat ini sebagian besar negara di dunia masih menerapkan hukuman mati," kata Erdogan sambil menambahkan hukuman mati legal di Turki hingga 2004, meski eksekusi terakhir kali terjadi apda 1984.
Lebih jauh Erdogan juga menyampaikan dukungannya untuk menyingkirkan seluruh pengikut Fethullah Gulen dengan cara-cara yang diperbolehkan hukum.
"Mereka akan membayar untuk apa yang telah mereka lakukan," tambah Erdogan merujuk pada gerakan pimpinan Gulen itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.