Bahkan orang Korea memiliki kata untuk itu, sampo-jok, yang digunakan oleh warga berumur 20-30 tahun untuk mengacu kepada "pihak-pihak yang tidak lagi berpacaran, menikah dan punya anak karena alasan ekonomi", lapor Korea Times.
Upacara sederhana di kantor catatan sipil menjadi pilihan yang masuk akal, karena biaya pernikahan Korea Selatan pada umumnya sebesar 99.000 dollar AS atau Rp 1,1 miliar.
Tetapi gaya hidup sederhana ini menimbulkan permasalahan dengan orang tua mereka yang lebih tradisional. Mereka memandang pernikahan sebagai suatu acara bermasyarakat.
"Pasangan yang menikah bukanlah tokoh utama dalam drama yang dinamakan pernikahan. Pada dasarnya ini adalah acara bagi orang tua untuk mengundang kenalan mereka," kata Kim Go-eun pekerja sosial berumur 29 tahun kepada surat kabar tersebut.
Beberapa orang tua sambil bergurau mengatakan, mereka akan "mengambil" semua hadiah uang sebagai ganti hadiah uang yang telah mereka berikan pada pernikahan lain, kata mantan manajer studio pernikahan Cho Wan-joo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.