Pembunuhan itu terjadi di Provinsi Kunar, memicu aksi mendukung pasukan militer Afganistan yang akan menanggung beban membasmi pemberontakan Taliban saat pasukan NATO ditarik seluruhnya dari negeri.
"Situasi ini membuat saya marah. Tak ada yang memedulikan mereka. Setiap hari ada orang yang mati dan presiden kami tidak peduli. Saya menyalahkan dia," kata Zohra Mousawi (20), pelajar.
Dalam unjuk rasa itu, para peserta meneriakkan yel-yel anti Taliban. "Taliban bukan saudara kami, mereka musuh kami," kata para pengunjuk rasa.
"Presiden, apakah Anda memihak kami atau memihak musuh?" tambah mereka.
Pada Selasa (25/2/2014), Presiden AS Barack Obama kepada Presiden Hamid Karzai mengatakan, Washington berencana menarik seluruh personel militer AS di Afganistan paling lambat Desember mendatang.
Keputusan ini diambil karena Presiden Karzai berulang kali menolak menandatangani pakta kerja sama keamanan kedua negara.
Namun, Obama masih membuka kemungkinan kerja sama program pelatihan militer dan misi anti teror di Afganistan, dengan pemerintahan baru negeri itu yang akan terbentuk setelah pemilihan umum April mendatang.
Pembunuhan puluhan prajurit yang terjadi pada Minggu (23/2/2014) itu membuat Presiden Hamid Karzai menuding Pakistan yang gagal memberantas tempat persembunyian Taliban di negeri itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.