WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump dalam sebuah wawancara mengemukakan, dia berniat memasukkan kartel narkoba Meksiko sebagai teroris.
Langkah itu dia sampaikan setelah menyatakan "perang", buntut tewasnya sembilan perempuan dan bayi anggota komunitas Mormon.
Mereka tewas ditembaki oleh kartel narkoba di kawasan utara Meksiko ketika hendak menuju bandara. Adapun mereka pemegang paspor AS dan Meksiko.
Baca juga: Selamat dari Serangan Kartel Narkoba Meksiko, Bocah 13 Tahun Jalan 23 Km demi Minta Pertolongan
Dalam wawancara itu, pembawa acara Bill O'Reilly bertanya apakah Trump bakal memasukkan kartel ke dalam daftar organisasi teroris.
"Akankah Anda menghantam mereka menggunakan drone?" tanya O'Reilly. "Saya tak ingin menjawab apa yang akan saya lakukan. Tapi saya akan memasukkannya," jawabnya.
Presiden 73 tahun itu menjelaskan, proses memasukkan kartel narkoba Meksiko sebagai teroris butuh waktu, tapi mereka sudah melakukannya.
"Saya akan memasukkan mereka (kartel), itu sudah pasti. Saya sudah mengerjakannya selama 90 hari terakhir," kata Trump.
Apa Jawaban Meksiko?
Dilansir AFP Rabu (27/11/2019), pemerintah Negeri "Sombrero" melalui kementerian luar negeri langsung memberi tanggapan.
Melalui rilis pernyataan resmi, kemenlu mengungkapkan mereka sudah menghubungi AS untuk mendapat "pemahaman akan pernyataan itu".
Mereka juga akan segera menggelar pertemuan tingkat tinggi, di mana mereka akan memaparkan posisi mereka dan mendengar keterangan AS.