Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/10/2019, 20:46 WIB

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara menuduh, Amerika Serikat (AS) menggunakan "kebijakan bermusuhan" yang berujung pada gagalnya perundingan mereka.

Pernyataan penyebab kegagalan negosiasi yang digelar di Stockholm, Swedia, pada Sabtu (5/10/2019) dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Korut.

Baca juga: Korea Utara Tak Berniat Melanjutkan Perundingan Nuklir dengan AS, Kecuali..

Dilansir Russian Today Minggu (6/10/2019), Korea Utara menyatakan, negosiasi dengan AS di akhir pekan tidak "memenuhi ekspektasi" mereka.

Komentar Pyongyang itu terjadi setelah Kementerian Luar Negeri AS menyatakan, negara komunis itu sepakat melanjutkan dialog dua pekan mendatang.

Sementara ketua negosiator nuklir Korut, Kim Myong Gil mengatakan, pembicaraan itu sama sekali mencerminkan "semangat" dari dialog.

Korea Utara menuduh, Washington tidak melakukan persiapan karena hanya meminta hal yang sama, dan menjadikan pertemuan ini demi kepentingan politik domestik mereka.

Pendekatan itu, kata Korut, membuat mereka skeptis jika AS memang berniat memulihkan relasi bilateral mereka, dan menegaskan mereka tak berniat melanjutkannya.

"Kami tak berniat melanjutkan negosiasi memuakkan ini sebelum AS mengambil langkah substansial, dan mencabut kebijakan bermussuhan terhadap kami," ujar Korut.

Pyongyang melanjutkan, mereka sudah mempunyai solusi bagaimana denuklirisasi bakal terjadi. Sisanya tergantung sikap AS dengan tahun ini merupakan tenggat waktu.

Selama satu tahun terakhir Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sudah bertemu sebanyak tiga kali.

Namun, pertemuan kedua di Hanoi, Vietnam, pada Februari lalu berakhir buntu karena masing-masing mempertahankan definisi denuklirisasi mereka.

Kemudian pada pekan lalu, Korea Utara diketahui menembakkan rudal balistik dari bawah air yang salah satunya jatuh di perairan Jepang.

Baca juga: Meski Korea Utara Uji Coba Rudal Balistik, Trump Ingin Perundingan Jalan Terus

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com