Sikap itu muncul setelah dalam pernyataan video yang dirilis kantornya, Lam mengumumkan dia bakal mencabut UU Ekstradisi segera setelah parlemen dibuka kembali Oktober mendatang.
Diperkenalkan sejak Februari ini, UU Ekstradisi itu pada dasarnya diciptakan untuk mengirim kembali pelaku kejahatan ke berbagai tempat, termasuk China.
Masuknya China kemudian menjadi kekhawatiran tersendiri karena aktivis pro-demokrasi takut jika yurisdiksi unik yang jadi bagian "satu negara, dua sistem" bakal terhapuskan.
Aksi protes itu pertama kali berlangsung pada 31 Maret. Namun Juni menjadi tolok ukur setelah oposisi mengklaim pergerakan mereka diikuti oleh jutaan orang.
Aksi pendemo itu jelas menjadi tantangan besar bagi China yang menerima Hong Kong dari Inggris pada 1997. Beijing berulang kali mengecam aksi protes tersebut.
Tekanan dan krisis besar selama tiga bulan terakhir sempat membuat Lam mengaku dia ingin mengundurkan diri jika bisa memilih, berdasarkan rekaman yang bocor ke publik.
Baca juga: Pemimpin Hong Kong Berniat Cabut UU Ekstradisi yang Kontroversial
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.