Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pukuli 2 Orang di Bandara, Peserta Demo Hong Kong Minta Maaf

Kompas.com - 14/08/2019, 20:00 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

Aktivis beralasan sikap brutal polisi, termasuk kabar seorang perempuan kehilangan penglihatan, memaksa mereka menduduki bandara, meski harus mengganggu perjalanan penumpang.

Sejak kepolisian Hong Kong mengakui ada anggota mereka yang menyamar pekan lalu, ketakutan akan adanya aksi main hakim sendiri pun tak pelak meledak.

Kwok Ka-ki, salah satu politisi pro-demokrasi mengaku berada di bandara ketika melihat korban kedua diikat di troli barang bawaan oleh pendemo yang marah.

Pria itu kemudian diidentifikasi sebagai jurnalis di Global Times, tabloid yang dikelola langsung oleh pemerintah China. Kwok menyerukana demonstran untuk tak melukainya.

"Meski dia sudah melakukan perbuatan melanggar hukum, sudah seharusnya kita tak berada di posisi yang sama dengannya, pemerintah, maupun polisi," katanya.

Baca juga: China Sebut Demo Hong Kong Aksi Mirip Teroris

Berencana Lanjutkan Aksi Damai

Ada yang meminta maaf, ada juga yang tidak. Seperti pengakuan yang dilontarkan demonstran berusia 19 tahun. Dia mengaku memukul salah satu korban.

"Menurutku perbuatan itu tidak terlalu berlebihan. Sejak awal mereka adalah musuh," katanya. Pendapat yang sama juga disuarakan pendemo bernama Sav.

Dia mengungkapkan emosi semua orang saat itu sedang tinggi karena melihat adanya ketidakadilan. Di forum LIHKG, banyak yang bersikeras dua orang itu memang harus dipukul.

Aksi kekerasan yang dilakukan pendemo radikal itu menjadi tantangan bagi pergerakan yang sukses menyatukan semua orang dalam 10 pekan terakhir.

Salah satu slogan dan yelyel yang muncul di dinding bertuliskan "meski terjadi perang nuklir sekali pun, ikatan kami sama sekali tak akan terputus".

Kelompok non-kekerasan yang menggelar pergerakan besar mengumumkan mereka berencana kembali melakukan aksi pada Minggu nanti (18/8/2019) untuk menunjukkan perbuatan mereka didukung.

Analis politik Dixon Sing menerangkan, terdapat kelompok pluralistik yang langsung bersikap untuk memperbaiki citra mereka karena dirusak kaum radikal.

Baca juga: Demonstrasi di Hong Kong, Ini Imbauan Kemenlu untuk WNI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com