Salin Artikel

Pukuli 2 Orang di Bandara, Peserta Demo Hong Kong Minta Maaf

Dilansir AFP Rabu (14/8/2019), adegan mengejutkan itu langsung memantik perdebatan apakah keberadaan kalangan radikal minoritass telah mengerdilkan pergerakan mereka.

Debat berlangsung di forum internet yang digunakan peserta demo Hong Kong, dengan satu kelompok minta maaf atas insiden yang berlangsung Selasa malam (13/8/2019).

Dalam aksi yang menduduki Bandara Internasional Hong Kong dan memaksa otoritas membatalkan penerbangan, dua orang dilaporkan berada dalam kerumunan.

Satu orang dituduh sebagai polisi dari China daratan yang menyamar. Sementara satu orang sisanya dituding sebagai mata-mata yang menyaru sebagai jurnalis.

Keduanya kemudian diikat dan sempat dihajar sebelum rekan sesama pendemo dan anggota pemadam kebakaran melerai mereka sembari menunggu datangnya ambulans.

Dalam keterangan tertulis kepada jurnalis, salah satu kelompok pendemo menyatakan mereka menjadi lelah, marah, dan ketakutan setelah berbulan-bulan turun ke jalan.

"Beberapa dari kami sudah bereaksi berlebihan dan mudah tersulut dalam kejadian Selasa malam. Kami merasa sedih dan putus asa, serta mengucapkan permintaan maaf," ujar kelompok itu.

Dalam forum mirip Reddit bernama LIHKG yang digunakan untuk berkoordinasi terkait aksi protes, beberapa kelompok mengekspresikan kekecewaan mereka.

"Kita bukanlah seperti polisi yang korup itu. Jadi, kita harus mengakui sudah melakukan kesalahan jika terjadi insiden," tutur organisasi yang tak diketahui itu.

Kemarahan yang Membeku

Berminggu-minggu aksi protes baik itu turun ke setiap jalan maupun menduduki bandara menjadi tantangan bagi China sejak Hong Kong diserahkan dari Inggris 1997 silam.

Pergerakan itu awalnya dimulai dari sikap kontra yang dibuat oleh oposisi terkait usulan UU Ekstradisi yang memungkinkan kriminal dikirim ke China.

Namun dalam perkembangannya, aksi itu berubah menjadi kampanye reformasi demokrasi, dan upaya untuk mencegah membesarnya pemerintahan otoriter Beijing.

Dengan demonstrasi disertai gesekan melawan polisi selama 10 pekan terakhir, massa mulai mengalihkan target kampanye ke salah satu bandara tersibuk dunia itu.

Aktivis beralasan sikap brutal polisi, termasuk kabar seorang perempuan kehilangan penglihatan, memaksa mereka menduduki bandara, meski harus mengganggu perjalanan penumpang.

Sejak kepolisian Hong Kong mengakui ada anggota mereka yang menyamar pekan lalu, ketakutan akan adanya aksi main hakim sendiri pun tak pelak meledak.

Kwok Ka-ki, salah satu politisi pro-demokrasi mengaku berada di bandara ketika melihat korban kedua diikat di troli barang bawaan oleh pendemo yang marah.

Pria itu kemudian diidentifikasi sebagai jurnalis di Global Times, tabloid yang dikelola langsung oleh pemerintah China. Kwok menyerukana demonstran untuk tak melukainya.

"Meski dia sudah melakukan perbuatan melanggar hukum, sudah seharusnya kita tak berada di posisi yang sama dengannya, pemerintah, maupun polisi," katanya.

Berencana Lanjutkan Aksi Damai

Ada yang meminta maaf, ada juga yang tidak. Seperti pengakuan yang dilontarkan demonstran berusia 19 tahun. Dia mengaku memukul salah satu korban.

"Menurutku perbuatan itu tidak terlalu berlebihan. Sejak awal mereka adalah musuh," katanya. Pendapat yang sama juga disuarakan pendemo bernama Sav.

Dia mengungkapkan emosi semua orang saat itu sedang tinggi karena melihat adanya ketidakadilan. Di forum LIHKG, banyak yang bersikeras dua orang itu memang harus dipukul.

Aksi kekerasan yang dilakukan pendemo radikal itu menjadi tantangan bagi pergerakan yang sukses menyatukan semua orang dalam 10 pekan terakhir.

Salah satu slogan dan yelyel yang muncul di dinding bertuliskan "meski terjadi perang nuklir sekali pun, ikatan kami sama sekali tak akan terputus".

Kelompok non-kekerasan yang menggelar pergerakan besar mengumumkan mereka berencana kembali melakukan aksi pada Minggu nanti (18/8/2019) untuk menunjukkan perbuatan mereka didukung.

Analis politik Dixon Sing menerangkan, terdapat kelompok pluralistik yang langsung bersikap untuk memperbaiki citra mereka karena dirusak kaum radikal.

https://internasional.kompas.com/read/2019/08/14/20002781/pukuli-2-orang-di-bandara-peserta-demo-hong-kong-minta-maaf

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke