WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah meminta maaf atas serangkaian uji coba rudal yang dilakukan negaranya belakangan ini.
Korea Utara dilaporkan telah kembali meluncurkan rudal jarak pendek pada Sabtu (10/8/2019) pagi, menjadi kali kelima Pyongyang melakukan uji coba rudal dalam dua pekan terakhir.
Namun Trump sempat menegaskan bahwa uji coba rudal yang dilakukan Korea Utara tidak melanggar kesepakatannya dengan Kim Jong Un.
Tak lama setelah uji coba rudal Korut pada Sabtu pagi, Trump melalui akun Twitter miliknya, mengungkapkan bahwa Kim Jong Un telah menyampaikan permintaan maaf terkait peluncuran rudal yang dilakukan negaranya.
Baca juga: Trump Kembali Terima Surat yang Sangat Indah dari Kim Jong Un
Permintaan maaf Kim Jong Un tersebut dikatakan Trump, disampaikan dalam surat yang "sangat indah" yang dikirim oleh pemimpin Korea Utara itu pada Kamis (8/8/2019) lalu.
Trump juga mengatakan bahwa Kim Jong Un ingin melanjutkan pembicaraan tentang denuklirisasi dalam waktu dekat, setelah latihan perang AS dengan Korea Selatan usai.
Sebagaimana diketahui, Korea Utara sangat menentang digelarnya latihan militer gabungan antara Washington dengan Seoul dan menyebutnya hambatan atas pembicaraan denuklirisasi Semenanjung Korea.
"Dalam sebuah surat kepada saya yang dikirim oleh Kim Jong Un, dia menyampaikan, dengan sangat baik, bahwa dia ingin bertemu dan memulai negosiasi segera setelah latihan bersama AS dan Korea Selatan selesai," tulis Trump.
Baca juga: Trump: Kim Jong Un Tidak Akan Mengecewakan Saya
AS telah memulai latihan militer gabungan dengan Korea Selatan pada Senin (5/8/2019) lalu dan dijadwalkan berlangsung hingga sepekan ke depan.
Pyongyang telah menegaskan bahwa peluncuran rudal yang dilakukan merupakan peringatan bagi Korea Selatan dan AS.
"Itu adalah surat yang panjang, sebagian besar mengeluhkan tentang latihan militer yang konyol dan mahal. Juga ada sedikit permintaan maaf untuk pengujian rudal jarak pendek dan bahwa pengujian itu kan berhenti saat latihan bersama usai," lanjut Trump.
In a letter to me sent by Kim Jong Un, he stated, very nicely, that he would like to meet and start negotiations as soon as the joint U.S./South Korea joint exercise are over. It was a long letter, much of it complaining about the ridiculous and expensive exercises. It was.....
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) August 10, 2019
....also a small apology for testing the short range missiles, and that this testing would stop when the exercises end. I look forward to seeing Kim Jong Un in the not too distant future! A nuclear free North Korea will lead to one of the most successful countries in the world!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) August 10, 2019
Trump tampaknya ingin menjaga hubungannya dengan Kim Jong Un dan memilih tidak membesar-besarkan uji coba peluncuran rudal yang dilakukan Korea Utara.
Presiden berusia 73 tahun itu juga tampaknya bertekad untuk mengamankan perjanjian denuklirisasi dengan Korea Utara menjelang pemilihan presiden AS tahun depan.
Baca juga: Kembali Tembakkan Dua Rudal Jarak Pendek, Korea Utara Ingin Unjuk Kekuatan
Pada Jumat (9/8/2019), Trump mengatakan bahwa peluncuran rudal Korea Utara bukan hal penting.
"Saya akan mengatakannya lagi. Tidak ada uji coba nuklir. Uji coba rudal semuanya jarak pendek. Tidak ada uji coba rudal balistik. Tidak ada rudal jarak jauh," kata Trump.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.