Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kanada Resmi Larang Perdagangan Sirip Hiu

Kompas.com - 22/06/2019, 22:46 WIB
Agni Vidya Perdana

Editor

OTTAWA, KOMPAS.com - Pemerintah Kanada telah resmi melarang perdagangan sirip hiu di negaranya.

Kanada juga menjadi negara G20 pertama yang melarang impor dan ekspor sirip hiu, dalam upaya membantu melestarikan predator yang terancam itu.

Kanada sebelumnya dikenal sebagai pengimpor terbesar sirip hiu di luar Asia, meski perburuan sirip hiu di perikanan domestik telah dinyatakan ilegal di negara itu sejak 1994.

Perdagangan sirip hiu diyakini telah berkontribusi pada status terancam punah yang disematkan pada banyak spesies hiu di seluruh dunia.

Diperkirakan sepertiga dari sirip yang diperjualbelikan berasal dari spesies yang dalam bahaya kepunahan.

Baca juga: Berenang di Area Terlarang, Seorang Peselancar Tewas Diterkam Hiu

Para pengkritik praktik ini mengatakan banyak sirip hiu didapatkan dengan cara yang tidak manusiawi dan tidak berkelanjutan, serta telah berdampak buruk pada populasi hiu secara global.

Perburuan sirip hiu biasanya dilakukan dengan memotong sirip saat si hiu masih hidup, dan melepasnya kembali ke laut dengan tubuh yang tidak utuh.

RUU Kanada melarang impor dan ekspor sirip hiu yang tidak menempel pada hiu, baik menuju maupun dari Kanada.

RUU itu telah disahkan oleh parlemen Kanada pada pekan ini setelah bertahun-tahun diupayakan oleh legislator dan juru kampanye, dan menerima Persetujuan Kerajaan pada Jumat (21/6/2019).

Pada tahun 2018, Kanada diketahui telah mengimpor lebih dari 148.000 kg sirip hiu.

"Kami bukan pemain terbesar, tapi kami tetap pemain," kata Direktur Eksekutif Oceana Canada Josh Laugren, yang melobi untuk undang-undang itu, kepada BBC.

"(RUU itu) penting dengan sendirinya dalam mengatur perdagangan sirip hiu tapi juga diharapkan dapat memimpin jalan bagi negara lain untuk mengikutinya," tambahnya.

PBB memperkirakan bahwa 73 juta hiu dibunuh untuk diambil siripnya setiap tahun.

Seperti di Kanada, kepedulian akan konservasi telah mendorong desakan untuk membatasi perdagangan sirip hiu di negara lain.

Baca juga: Ayah di AS Pukul Hiu Sebanyak 5 Kali untuk Selamatkan Putrinya

Di AS, terdapat larangan perdagangan sirip hiu di beberapa negara bagian seperti Washington, Oregon, California, dan Texas. Kongres juga tengah mempertimbangkan undang-undang tentang masalah ini.

Ada juga bukti bahwa kampanye kesadaran publik bisa berdampak pada konsumsi sirip ikan hiu.

Di China, sup sirip hiu telah dikonsumsi selama berabad-abad, tapi kehilangan popularitasnya dalam beberapa tahun terakhir menyusul upaya konservasi, termasuk oleh mantan bintang NBA Yao Ming, yang berusaha selama bertahun-tahun untuk membendung permintaan di negara asalnya.

Sejak 2013, tidak ada hidangan sirip hiu yang disajikan di acara resmi pemerintah China.

Meskipun ada cara untuk menangkap ikan hiu secara berkelanjutan, Josh Laugren dari Oceana Canada membandingkan larangan perdagangan sirip dengan upaya membendung perdagangan gading gajah.

Baca juga: Tragis, Hiu Putih yang Hamil 14 Bayi Dibunuh dan Dijual Nelayan Taiwan

Perdagangan gading secara internasional dilarang pada tahun 1990, dan larangan di negara-negara seperti China diberlakukan baru-baru ini.

"Itu begitu di luar kendali sehingga larangan menjadi satu-satunya cara efektif untuk menghentikan anjloknya populasi hewan bergading," kata Laugren.

Hiu masih menghadapi tekanan lingkungan lainnya, dan Laugren mengatakan langkah-langkah lebih lanjut seperti tindakan keras terhadap penangkapan ikan ilegal dan diperlukan pengelolaan hiu yang ditangkap sebagai bycatch, istilah perikanan untuk spesies nontarget yang ditangkap secara tidak sengaja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com