TEHERAN, KOMPAS.com - Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan negara lain melontarkan pujian di tengah kebuntuan dan panasnya hubungan mereka dengan AS.
Dalam pernyataan yang disiarkan televisi nasional, Rouhani menyatakan bahwa AS sudah melanggar janji dengan mengacuhkan perjanjian nuklir di mana Iran masih menghormatinya.
Baca juga: Tuduh Iran Pelaku Serangan Kapal Tanker, AS Kirim 1.000 Tentara ke Timur Tengah
"Hari ini, Iran berdiri berhadapan dengan AS di mana dunia memberikan pujian kepada negara ini," tutur Rouhani sebagaimana diwartakan AFP Selasa (18/6/2019).
Dia menjelaskan, Iran menghormati apa yang mereka tandatangani. Dia mencontohkan Iran yang tetap menghormati perjanjian nuklir yang diteken pada 2015.
Rouhani berkata, pihak yang melanggar segala perjanjian, pakta, dan hukum internasional adalah AS yang kini merupakan penentang utama mereka.
Hubungan dua negara itu memanas setelah Presiden Donald Trump mengumumkan menarik diri dari perjanjian era Presiden Barack Obama pada Mei tahun lalu.
Dia kemudian mengumumkan memasukkan Garda Revolusi yang merupakan pasukan elite Iran ke dalam daftar teroris, dan menyalahkan mereka atas insiden di Teluk Oman.
Dalam peristiwa yang berlangsung pada Kamis pekan lalu itu (13/6/2019), dua kapal tanker di Teluk Oman diserang dengan salah satunya dilaporkan terbakar.
Pada 8 Mei lalu, Rouhani mengumumkan Teheran tidak akan mengikuti sebagian ketentuan dalam perjanjian 2015. Yakni terkait pengayaan uranium dan penambahan air berat.
Mereka bahkan mengancam untuk berbuat lebih jauh kecuali negara peneken perjanjian. Yakni China, Inggris, Jerman, maupun Rusia untuk membantu mereka mencabut sanksi AS.
Baca juga: Cadangan Uranium Iran Bakal Melebihi Batas pada 27 Juni
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.