Rossalis mengatakan pihaknya secara terus-menerus memantau situasi dan mengeluarkan imbauan ke warga Indonesia.
"Kami meminta agar tetap tenang tapi juga meningkatkan kewaspadaan," katanya.
Krisis Sudan berawal pada akhir Desember 2018, ketika Presiden Omar al-Bashir menerapkan kebijakan darurat untuk mencegah ambruknya ekonomi negeri itu.
Pemangkasan subsidi makanan dan bahan bakar memicu aksi demonstrasi di Sudan timur yang kemudian merembet hingga ke Khartoum.
Protes yang diserukan Asosiasi Profesional Sudan ini meluas dengan salah satu tuntutan agar Presiden Bashir, yang berkuasa selama 30 tahun, mundur.
Baca juga: Demo Warga di Bandara Sudan Halangi Pesawat Saudi yang Hendak Terbang
Pada 6 April lalu, demonstrasi mencapai puncaknya ketika para peserta aksi menduduki lapangan di depan markas besar angkatan bersenjata dan kementerian pertahanan yang bersebelahan.
Komplek kedua kantor pemerintah ini terletak hanya sekitar satu hingga dua kilometer dari kediaman dubes Indonesia di Khartoum. Para demonstran mendesak presiden dan militer keluar dari pemerintahan.
Lima hari kemudian, militer mengumumkan bahwa Presiden Bhasir telah digulingkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.