TOKYO, KOMPAS.com - William Shakespeare pernah berkata tentang apalah arti sebuah nama. Namun bagi rakyat Jepang, penyebutan nama haruslah tepat.
Di Jepang, nama depan adalah nama keluarga yang kemudian diikuti dengan nama yang diberikan oleh orangtua. Pola seperti itu juga digunakan oleh rakyat China dan Korea.
Laporan CNN, Selasa (21/5/2019), menyebutkan selama hampir 1,5 abad nama-nama orang Jepang telah ditulis sebaliknya dalam bahasa Inggris.
Baca juga: PM Jepang Shinzo Abe Ucapkan Selamat kepada Jokowi
Seperti diketahui, orang Barat mencantumkan nama keluarga pada nama terakhir.
Praktik semacam itu pada akhirnya diadopsi selama Era Meiji sebagai bagian dari upaya globalisasi dan sekarang telah menjadi standar.
Meski demikian, masih ada pengecualian dan banyak nama sejarah masih ditulis dengan nama keluarga terlebih dahulu.
Memasuki era baru, Reiwa, di kekaisaran yang baru, pemerintah Jepang ingin menyelesaikan masalah nama untuk selamanya.
Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono mengatakan, pemerintah berharap ke depan nama Perdana Menteri akan ditulis sebagai Abe Shinzo, seperti layaknya penulisan Presiden China Xi Jinping dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
"Saya berencana untuk mengeluarkan permintaan ke media intenasional," katanya.
Dia merujuk pada laporan yang dikeluarkan hampir 20 tahun lalu oleh Dewan bahasa Nasional, yang mendesak penerapan formal format Jepang dalam bahasa Inggris.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan