Laporan itu juga menyebutkan, perempuan yang dipaksa menikah sebagian besar dijual di daerah pedesaan dengan harga 1.000-50.000 yuan.
Hingga kini, diperkirakan ada 50.000 hingga 200.000 warga Korut di China.
Yoon menilai, kebijakan China untuk menahan dan memulangkan warga Korut memaksa mereka hidup dalam bayang-bayang, hingga berisiko tinggi mengalami eksploitasi.
Baca juga: Korea Utara Dilanda Kekeringan Terburuk dalam 37 Tahun Terakhir
Beberapa pelaku perdagangan manusia telah ditangkap polisi. Namun, masih ada yang menjadi korban penipuan oleh penyelundup yang menawarkan mereka pergi ke negara suaka.
Para peneliti menyatakan, beberapa jaringan perdagangan manusia menyebar ke Korut dengan kelompok yang menjelajahi pasar, desa, dan pusat transportasi untuk mengambil gadis-gadis yang terlihat miskin.
Lembaga Korea Future Initiative yang berbasis di London mendesak semua negara untuk membantu warga Korut di China untuk terlepas dari belenggu eksplotasi.
Selain itu, berbagai kedutaan besar harus menerima para pencari suaka tersebut sebagai pengungsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.