Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Virus Corona, Perusahaan di China Perpanjang Hari Libur

Kompas.com - 11/02/2020, 13:07 WIB
Miranti Kencana Wirawan,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber Aljazeera

BEIJING, KOMPAS.com - Libur Tahun Baru Imlek usai pada Senin (11/02/2020), setelah pihak otoritas China memberikan perpanjangan selama 10 hari akibat merebaknya virus corona.

Namun kebanyakan perusahaan mengizinkan karyawan dan staf mereka untuk bekerja dari rumah mengingat penyebaran virus corona sangat cepat dapat terjadi di lingkungan terbuka.

Adapun perusahaan yang membutuhkan tatap muka dengan stafnya haruslah mendapat izin dari pemerintah setempat.

Baca juga: Laporan Korban Virus Corona Wuhan Ungkap Adanya Penyebar Super

Dewan negara China memberitahukan bahwa pemerintah mendorong perusahaan supaya karyawan mereka tidak sampai berkumpul di waktu yang sama.

Seorang pengacara di Chengdu, Angxi Zou misalnya, dia mengatakan kalau perusahaannya telah memperpanjang liburan empat kali sejak virus corona pertama kali merebak.

"Kami semestinya harus kembali bekerja pada tanggal 31 Januari tapi kemudian dimajukan menjadi 3 Februari, lalu dimajukan lagi sampai 10 Februari," kata Zou.

"Dan lagi, kemarin perusahaan saya memberitahukan bahwa libur diperpanjang sampai 17 Februari," lanjutnya dilansir Al Jazeera.

Selain Zou, perusahaan-perusahaan besar lain seperti Tencent, Induk perusahaan dari aplikasi WeChat, sebuah aplikasi pesan besar di China, memperpanjang masa liburnya sampai 17 Februari.

"Saya telah bekerja dari rumah selama seminggu ini, dan kelihatannya saya akan terus seperti ini sampai setidaknya sepekan lagi," papar Cecilia Young, seorang application developer di perusahaan teknologi yang berbasis di Shenzhen.

Adapun karyawan yang telah masuk dan kembali aktif di kantor, usaha meminimalisir penularan virus corona adalah poin utama. Mereka menghindari saling bersalaman serta wajib memakai masker wajah.

"Kami mengusahakan yang terbaik agar virus corona tidak menular lebih lanjut. Namun kadang kami tidak dapat memungkiri pikiran khawatir seperti: bagaimana jika saya terpapar virus ketika berada di subway? atau, bagaimana jika saya telah menyentuh sesuatu yang terdapat virus kemudian menyentuh muka saya?" ujar Yuzhu Zhao, seorang analis finansial yang bekerja di perusahaan keamaan dan telah bekerja kembali sejak 10 Februari.

Bagaimana pun, mayoritas tenaga kerja di China bekerja di sektor informal seperti konstruksi. Banyak dari mereka berjuang karena penghasilan mereka kian menipis dan berharap cemas dapat segera bekerja kembali.

Berdasarkan pemberitahuan Dewan Negara, hanya "perusahaan yang bekerja di bidang kesejahteraan umum" yang diizinkan untuk dibuka.

Hal itu termasuk pekerjaan konstruksi untuk institusi publik, seperti rumah sakit, perusahaan alat-alat medis, dan pengiriman kilat. Selebihnya, mayoritas sektor informal dan bisnis kecil masih tutup.

Baca juga: Peneliti Harvard Sebut Virus Corona di Indonesia Tak Terdeteksi, Menkes: Itu Menghina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Aljazeera
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com