Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Penggunaan "Penny Black", Prangko Pertama di Dunia

Kompas.com - 06/05/2019, 17:10 WIB
Aswab Nanda Prattama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Seorang bernama Rowland Hill mulai mempunyai gagasan mengubah sistem pengiriman dengan membayar ongkos kirim di awal, agar pihak pos tak menanggung risiko kerugian.

Baca juga: Perjalanan Panjang Prangko Kita

Dia juga mengusulkan adanya alat bukti pembayaran yang tercetak pada kertas dan ditempelkan pada surat. Inilah konsep awal dari penggunaan prangko.

Dilansir dari Smithsonian.org, rencana ini didukung oleh parlemen dan Rowland Hill menjadi pengawas keuangan untuk Royal Mail. Konsep prangko mulai dibuat dengan desain yang simpel menunjukan citra Ratu Victoria.

Hill dan asistennya memilih percetakan di Perkins, Bacon and Petch. Mereka memilih warna hitam agar lebih cepat dan prangko ini tak menunjukan negara asal.

Selain itu, Royal Mail juga merilis "Penny Blue" sebagai kelanjutan dari generasi pertama. Maraknya pemalsuan menjadikan Royal Mail melakukan bermacam cara untuk mengganti perangko, termasuk dengan merilis versi warna merah juga.

Prangko bergambar Ratu Victoria dicap sebagai awal dari kesuksesan pengiriman surat. Sistem ini secara luas akhirnya diadopsi dan menyebar ke lebih dari 150 negara.

Pemerintah Hindia Belanda yang ketika itu menguasai Nusantara juga menerbitkan prangko kali pertama pada 1864. Prangko itu berwarna merah dengan harga 10 sen menampilkan gambar Raja Willem III.

Baca juga: Prangko Langka Abad Ke-19 Terjual Rp 113 Miliar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com