KOMPAS.com - Pengiriman surat erat kaitannya dengan prangko. Benda berbahan kertas yang direkatkan dan mempunyai nilai nominal tertentu ini menjadi bukti untuk pembayaran pengiriman surat.
Supaya tak monoton, perusahaan pos negara menggunakan aneka macam gambar prangko. Selain menjadi daya tarik konsumen, aneka gambar ini juga bisa menjadi salah satu koleksi bagi seorang filatelis.
Walaupun era pengiriman surat tergeser dengan internet, masih ada segelintir orang yang menggunakan layanan ini untuk pengiriman surat.
Berbeda dengan masa kini, era awal pengiriman surat tak disertai dengan prangko. Pengirim tinggal memberikan jasa ongkos kirim kepada pihak pos.
Awal penggunaan prangko dimulai pada 6 Mei 1840 di Inggris. Ketika itu, untuk kali pertama prangko mulai disematkan pada surat-surat yang akan dikirim sebagai bagian dari ongkos pengiriman.
Dilansir dari Wired, prangko pertama memiliki desain gambar Ratu Victoria dan tercetak dengan background warna hitam. Dalam prangko tersebut juga terdapat tulisan "One Penny" sebagai petunjuk harga nominal pengiriman.
Tak lama kemudian, banyak orang menyebutnya dengan julukan "Penny Black".
Baca juga: Pos Indonesia Terbitkan Prangko Versi Gundala dan Si Buta dari Gua Hantu
Penggunaan prangko ini menjadi ramai dan sukses. Kantor pos harus melayani dua kali lipat peredaran surat pada tahun-tahun pertama penggunaan prangko tersebut.
Banyak orang yang antusias untuk mengirimkan surat mereka semenjak prangko ini diperkenalkan ke publik.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan