Penjara tersebut terdiri dari serangkaian rumah semen tempat tinggal napi berisiko rendah, 8 rumah, dengan tempat tidur semen dan kamar mandi tanpa pintu.
Di luar, napi memiliki akses ke pusat kebugaran yang terbuka, taman, toko kayu, dan kelas musik.
Bangunan dengan keamanan maksimum memiliki lebih banyak sel dengan palang baja, dua tempat tidur per sel, toilet, dan ruang kecil untuk duduk.
Baca juga: Jika Trump Tutup Perbatasan dengan Meksiko, AS Akan Kehabisan Alpukat
Sekarang, penjara itu tampak seperti kota hantu, jalanannya kosong kecuali mobil golf yang kadang-kadang dikemudikan oleh para sipir.
Beberapa bagian pohon masih menyisakan bekas luka dari Badai Willa, seperti pohon-pohon palem tumbang, bangunan tanpa atap dan kawat berduri berserakan.
Para tahanan, yang ditugaskan untuk melakukan pembersihan setelah badai, tidak punya waktu menyelesaikan pekerjaan mereka.
"Tidak mudah untuk menyerah hidup di surga. Selalu sulit untuk kembali ke masyarakat," kata Ricardo Ramirez, kepala layanan perlindungan sipil kepulauan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.