KOMPAS.com - Kebanyakan orang menganggap bahwa banyak penemuan sengaja diciptakan. Banyak juga orang yang dianggap sebagai penemu sebagai orang pintar dan punya wawasan luas.
Namun, ada juga produk yang tercipta secara tak sengaja. Peneliti yang berusaha mengembangkan penelitian, ternyata menghasilkan penemuan lain yang justru lebih berhasil.
Misalnya Viagra, yang awalnya tercipta untuk penyakit darah tinggi dan angina, tetapi malah dikenal sebagai obat untuk disfungsi ereksi. Selain Viagra, berikut penemuan yang berhasil dikembangkan secara tidak sengaja:
Pada 1877, ahli kimia Rusia Constantin Fahlberg begitu asyik dalam penelitiannya sehingga ia lupa waktu dan harus bergegas pulang untuk makan malam.
Dia akhirnya mengambil roti di meja makan dan menggitnya. Sesudah itu, ia menurunkan rotinya karena gulungan roti itu terasa manis.
Fahlberg ingat, sebelumnya ia telah menumpahkan senyawa hasil eksperimennya di tangan. Eksperimen itu masih ditutupi dengan bahan kimia misteri yang membuat semuanya terasa manis.
Dia akhirnya bergegas ke laboratorium. Fahlberg segera mencicipi semuanya di meja kerja, termasuk gelas dan piring yang dia gunakan untuk eksperimennya.
Akhirnya, ia menemukan sumber bahan kimia yang telah dipanaskan. Penemuan itulah, yang sampai sekarang sering disebut sakarin.
Dia akhirnya berhasil membuat sirup yang dibuat dari ekstrak anggur dan coca yang ia sebut "Pemberton French Wine Coca".
Formula itu mengandung ekstrak dari daun koka meski dalam jumlah yang terbatas. Pada akhirnya, penggunaan daun koka dihilangkan sepenuhnya.
Pemberton's French Wine Coca diluncurkan di Atlanta pada 1885. Minuman ini berguna untuk mengatasi sakit kepala, kecanduan morfin, membantu mental, dan obat penguat saraf.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah, Kali Pertama Coca-Cola Dijual dalam Botol
Pemberton's French Wine Coca berkembang menjadi Coca-Cola setelah munculnya larangan alkohol beredar di Atlanta pada 1886.
Namun, pada akhirnya, aturan itu hanya diimplementasikan selama satu tahun. Khawatir produk barunya akan segera dilarang, Pemberton melakukan eksperimen baru di rumahnya di Marietta Street, di Atlanta.
Dengan menggunakan laboratorium di rumah, dia menghabiskan waktunya untuk mencari formula untuk membuat sampel sirup bebas alkohol, yang kemudian dikirim ke apotek untuk diuji.