Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Pakistan-India: Sejarah yang Berawal dari Perebutan 1 Wilayah

Kompas.com - 02/03/2019, 13:18 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

4. Kedatangan Pejuang Muslim: 1989
Tumbuhnya kebencian Muslim terhadap pemerintahan, ditambah masuknya milisi di Kashmir pasca-keluarnya Uni Soviet dari Afghanistan membuat konflik kembali pecah di 1989.

Pakistan memberi dukungan "diplomatik dan moral" terhadap pergerakan itu. Namun Delhi menuduh tetangganya sedang melatih dan menyediakan senjata kepada kelompok separatis.

Selama bertahun-tahun kemudian, sentimen anti-India di Kashmir berubah jadi pergerakan nasionalis menjadi keagamaan.

Baca juga: Jenderal India: Siapa Pun yang Membawa Senjata di Kashmir, Kami Habisi

5. Perseteruan Kargil: 1999
Lagi-lagi kontak senjata dua tetangga kembali pecah setelah India melancarkan serangan udara melawan milisi yang disokong Pakistan setelah memasuki Kargil yang dikuasai India di 1999.

Serangan itu kemudian berubah menjadi perang kedua negara dengan puluhan ribu orang mengungsi dari garis perbatasan.

Setelah itu masih di tahun yang sama, Jenderal Pervez Musharraf melancarkan kudeta yang menggulingkan PM Nawaz Sharif.

6. Serangan Berdarah ke Politisi: 2001
Sebanyak 38 orang diberitakan terbunuh dalam serangan mematikan di Dewan Srinagara, wilayah Kashmir India, pada Oktober 2001.

Satu bulan berselang, 14 orang tewas dalam baku tembak yang terjadi di gedung Parlemen India di New Delhi. India pun menyalahkan Pakistan.

Secara dramatis, India meningkatkan keberadaan militernya di perbatasan Kashmir, dan membuat Musharraf bereaksi.

Pada Januari 2002, dia menjanjikan Pakistan tidak akan membiarkan teroris beroperasi di Pakistan dan meminta Delhi menyelesaikan sengketa terhadap Kashmir melalui dialog.

Hingga saat ini, ketegangan pun terus membara dengan isu yang bergulir adalah masalah Kashmir serta tuduhan Pakistan mendukung kelompok teror.

Baca juga: Baku Tembak Pasukan India dan Pemberontak di Kashmir, 9 Orang Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com