PYONGYANG, KOMPAS.com - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un dikabarkan melakukan pembersihan di para pejabatnya jelang bertemu Presiden AS Donald Trump.
Reuters dikutip Newsweek memberitakan Rabu (20/2/2019), setidaknya ada satu diplomat yang ditangkap dan diidenfitikasi bernama Han Song Ryol.
Baca juga: Trump: Jika Ingin Sanksi Dicabut, Sikap Kim Jong Un Harus Menjanjikan
Han ditangkap dan dicopot dari jabatannya setelah dia dituduh menjadi mata-mata AS. Dikabarkan dia dieksekusi atau dikirim ke kamp kerja paksa.
Harian Korea Selatan (Korsel) melansir, Han dikirim ke kamp kerja paksa karena tugasnya sebagai negosiator nuklir dengan Washington.
Setelah Han dicopot, diplomat bernama Kim Hyok Chol naik menjadi kepala denuklirisasi. Sebelumnya dia menjabat sebagai Duta Besar Korut untuk Spanyol.
Trump dan Kim dijadwalkan bakal bertemu untuk kali kedua di Vietnam pekan depan untuk mendiskusikan progres denuklirisasi di Korut.
Kritik berhembus setelah pada pertemuan pertama di Singapura 12 Juni 2018, Trump dianggap tidak melahirkan konsesi yang konkret.
Pakar menyatakan Pyongyang seharusnya menyediakan daftar senjata nuklir mereka, dan tenggat waktu untuk melaksanakan proses pelucutan.
Negara komunis itu dilaporkan mempunyai 13 pangkalan rahasia yang digunakan untuk menyimpan persenjataan nuklir mereka.
Namun, Trump kepada awak media di Ruang Oval Selasa (19/2/2019) menyatakan di tengah "kegembiraan" bertemu Kim, dia mengaku tak terburu-buru ingin denuklirisasi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.