Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Agen Spionase Terpopuler dalam Catatan Sejarah...

Kompas.com - 13/02/2019, 18:22 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Elizabeth Van Lew

Setelah perang saudara di AS meletus, Elizabeth Van Lew secara terbuka mendukung kubu Utara atau Union.

Dia membawa barang-barang, pakaian, makanan, dan obat-obatan ke tahanan di Penjara Libby milik Konfederasi. Van Lew juga memberikan informasi kepada Jenderal Grant.

Dia menghabiskan sebagian besar kekayaannya untuk mendukung spionase. Lew juga membantu para tahanan melarikan diri dari Penjara Libby.

Untuk mendukung kegiatannya, dia menggunakan nama samaran "Crazy Bet" dan hasilnya tak pernah ditangkap karena aksi spionasenya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Penari dan Agen Spionase Mata Hari Dieksekusi

Kim Philby

Kim Philby, dulunya anggota dinas Rahasia Inggris yang sebenarnya merupakan mata-mata Uni Soviet. Kisahnya bermula saat Uni Soviet merekrut pemuda untuk dijadikan agen intelijen di negara kerajaan itu.

Para pemuda yang direkrut itu dikenal dengan sebutan "The Cambridge Five", dan Philby merupakan salah satu di antaranya.

Pada 1934, ia pergi ke Wina di mana ia bertemu, menikah, dan segera menceraikan seorang wanita muda yang merupakan anggota Partai Komunis Austria. Philby kemudian mengklaim bahwa inilah saat yang tepat bagi Pemerintah Uni Soviet merekrutnya untuk melakukan pekerjaan spionase di Inggris.

Pada 1941, Philby berhasil memasuki jajaran Dinas Rahasia Rahasia Inggris. Dia dengan cepat naik pangkat. Dia juga sempat terlibat dalam Perang Dunia II melawan Jerman, untuk Inggris dan Uni Soviet.

Kesetiaannya kepada Uni Soviet dan cita-cita ideologi komunisme yang dia anut tidak berkurang ketika dimulainya Perang Dingin. Pada 1988, ia meninggal di Moskow, karena serangan jantung.

Virginia Hall

Virginia HallThe Washington Post Virginia Hall
Virginia Hall mendukung perlawanan terhadap Nazi selama bertahun-tahun di Spanyol dan Prancis.

Dia memberikan peta kepada pasukan Sekutu untuk zona yang akan direbut, memberikan persembunyian yang aman, melaporkan pergerakan musuh, dan bahkan memberi pelatihan untuk Perancis.

Dia melakukan semua ini bahkan setelah kehilangan kakinya saat berburu pada 1932. Ketika itu, orang-orang Jerman mengenalinya sebagai agen mata-mata yang berbahaya. Dia juga disebut sebagai "perempuan pincang".

Hall belajar berjalan dengan menggunakan alat bantu dan berhasil melakukan banyak penyamaran untuk menggagalkan upaya Nazi menangkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com