Financial Times memberitakan, Ren mengaku sangat merindukan putrinya, dan menyanggah jika dia terlibat kontak dengan Beijing.
Dia menegaskan bakal menginstruksikan perusahaannya untuk menolak permintaan China guna memberikan informasi sensitif para klien Huawei.
Sejumlah analis mengatakan respon marah Beijing atas penangkapan Meng menunjuk kepada koneksi tingkat tinggi yang dituduhkan AS.
Ren kemudian memuji Presiden AS Donald Trump sebagai sosok hebat karena berani memotong pajak yang tentu bakal menguntungkan dunia bisnis.
"Huawei hanyalah biji wijen di tengah perang perdagangan yang terjadi antara China dan AS," ucapnya seraya menambahkan, dia tidak khawatir atas penolakan sejumlah negara.
Dia menuturkan jika Huawei menghadapi penolakan, maka mereka bakal mengubah gaya bisnisnya untuk mempertahankan masa depan karyawan.
Baca juga: Polandia Harus Menanggung Akibat atas Penangkapan Karyawan Huawei
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.