Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Mata-mata Rusia, Kolonel AD Austria Diinterogasi

Kompas.com - 09/11/2018, 19:21 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber AFP

VIENNA, KOMPAS.com - Pemerintah Austria menggelar penyelidikan terhadap seorang kolonel angkatan darat yang diduga menjadi mata-mata Rusia selama beberapa dekade.

Jika tuduhan ini benar maka kasus di Austria menambah panjang daftar kegiatan mata-mata di negara Uni Eropa yang melibatkan Rusia.

Dalam jumpa pers, Jumat (9/11/2018), Kanselir Austria Sebastian Kurz mengatakan, perwira yang   berusia 70 tahun itu  baru saja pensiun.

Baca juga: Ashraf Marwan, Menantu Presiden Mesir yang Jadi Mata-mata Israel

Dia diduga kuat telah mulai bekerja untuk dinas intelijen Rusia sejak 1990-an hingga 2018.

"Tentu saja, jika kasus semacam ini bisa dikonfirmasi, apakah itu di Belanda atau Austria, maka hubungan antara Rusia dan Uni Eropa tak mungkin membaik," ujar Kurz.

Kurz merujuk pada pengusiran empat agen Rusia di Belanda pada April lalu karena dituduh merencanakan serangan siber ke organisasi pengawas senjata kimia dunia di Den Haag.

"Upaya Rusia memata-matai negara-negara Eropa tidak bisa diterima dan harus dikecam," tambah Kurz.

Dia menambahkan,Austria menuntut informasi transparan dari Rusia dan akan melakukan konsultasi dengan negara-negara Uni Eropa terkait langkah selanjutnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, dirinya amat terkejut mendengar kabar dari Austria tersebut.

"Belakangan rekan-rekan Barat kami memilih tidak menggunakan jalur diplomasi tradisional tetapi justru menggunakan 'diplomasi megafon'," kata Lavrov.

Diplomasi megafon yang dimaksud Lavrov adalah mempublikasikan tuduhan tentang hal-tak yang sebenarnya tidak dilakukan Rusia.

"Kami akan memanggil (duta besar Austria) untuk memperhatikan metode yang harus digunakan jika ingin mempertanyakan sesuatu yang terkait Rusia," tambah Lavrov.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Austria Mario Kunasek mengatakan, kasus ini tercium beberapa pekan lalu berdasar informasi dari dinas intelijen Eropa.

"Untuk saat ini kami belum bisa katakan apakah ini adalah kasus tersendiri atau lebih besar," ujar Kunasek.

Kunasek menambahkan, dalam pemeriksaan kolonel itu mengatakan Rusia tertarik dengan sistem persenjataan dan situasi migrasi di Austria dalam beberapa tahun terakhir.

"Profil beberapa orang juga diserahkan (kepada Rusia)," tambah Kunasek.

Kunasek melanjutkan, kasus ini membuktikan meskipun Perang Dingin sudah berakhir tindak spionase masih terus berlangsung.

"Sehingga kita harus memperketat jaringan keamanan baik di dalam negeri Austria dan di dalam kementerian pertahanan," Kunasek menegaskan.

Baca juga: Norwegia Perpanjang Penahanan Warga Rusia yang Dituduh mata-mata

Sejumlah media Austria mengabarkan, kolonel tersebut mendapatkan bayaran 300.000 euro atau hampir Rp 5 miliar untuk "jasanya".

Austria bukan merupakan negara NATO dan mendapatkan banyak keuntungan dengan statusnya sebagai negara netral. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com