Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Klaim Tangkap Puluhan Mata-mata

Kompas.com - 29/08/2018, 15:46 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com - Pemerintah Iran menyatakan mereka telah menangkap puluhan mata-mata sebagai bagian mencegah adanya spionase dan dwi kewarganegaraan.

Menteri Intelijen Mahmoud Alavi menyatakan, para agen rahasia itu berusaha mencuri informasi soal Iran salah satunya dengan menyamar sebagai pengusaha.

"Mereka memata-matai dan berusaha menginfiltrasi. Untungnya, departemen anti-spionase adalah yang terkuat di kementerian ini," kata Alavi dilansir AFP Rabu (29/8/2018).

Baca juga: Dua Pria Iran Dituduh Jadi Mata-mata di AS

Dia menjelaskan, badan anti-spionase berhasil mengenali siapa saja agen rahasia itu, dan membekuknya di berbagai lembaga pemerintah.

Menteri yang menjabat sejak 2013 itu melanjutkan, dia juga mendengar adanya upaya membasmi warga berpaspor ganda untuk bekerja di sektor resmi.

"Jika Anda mengetahui siapa saja mereka, silakan memberi tahu kami," tutur menteri berusia 64 tahun tersebut.

Alavi tidak memberikan rincian berapa jumlah pasti terduga mata-mata itu ditangkap, serta kapan operasi penangkapan dilakukan.

Februari lalu, otoritas berwajib menangkap tiga aktivis lingkungan di provinsi Hormozgan, dan menuduh mereka bersekongkol dengan dinas rahasia Israel, Mossad.

Dikutip Russian Today, komentar Alavi terjadi setelah Amerika Serikat (AS) memberikan sanksi kepada Iran.

Presiden Donald Trump dilaporkan berencana menjatuhkan sanksi tambahan di November, dan mengancam siapapun yang berhubungan dengan Iran tak bisa berbisnis dengan AS.

Teheran membalasnya dengan mengumumkan senjata buatan dalam negeri seperti jet tempur Kowsar, dan rudal balistik.

Lebih lanjut, Alavi juga mengomentari keberhasilan intelijen dalam mengungkap rencana penyerangan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Sebanyak 230 sel teroris diamannkan sepanjang 2018 ini," tutur dia yang menambahkan, jajarannya mampu mengungkap rencana pengeboman di universitas dan stasiun.

Pada Juni 2017, ISIS menyerang gedung parlemen dan gedung penghormatan pemimpin revolusi Iran, Ruhollah Khomeini, yang menewaskan 17 orang.

Baca juga: Kisah Kapten Hirath Al Sudani, Mata-mata Irak di Dalam Organisasi ISIS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com