Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Diuntungkan dari Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi

Kompas.com - 24/10/2018, 15:52 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com - Ketika jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi dilaporkan menghilang di Istanbul, Turki pada 2 Oktober, sejumlah negara di dunia memberikan komentar.

Sorotan dunia makin tajam setelah Saudi pada Sabtu pekan lalu (20/10/2018) mengakui Khashoggi tewas di gedung konsulat akibat pertikaian.

Namun, ada satu negara yang tetap diam ketika kasus Khashoggi memanas: Iran. Mereka baru memberikan pernyataan pada Senin (22/10/2018).

Baca juga: Iran: Trump Telah Mempermalukan Arab Saudi

Ketua Mahkamah Agung Iran Sadegh Amoli Larijani menuduh Saudi berusaha menutup kasus pembunuhan tersebut menggunakan bantuan negara Barat.

"Kemudian ketika mereka harus mengaku, mereka memilih untuk menyebut insiden tersebut merupakan bagian dari operasi kejahatan," terang Larijani.

Diwartakan Radio Free Europe Selasa (23/10/2018), sejumlah pengamat menyebut Iran mendapat keuntungan dengan merebaknya kasus Khashoggi.

Hoseein Alizadeh, mantan diplomat Iran menjelaskan, saat ini ketegangan antara Iran dengan Saudi sedang berada di puncak.

Dia menuturkan jika Teheran juga fokus kepada kasus Khashoggi maka kondisi itu bisa menjadi bumerang Riyadh berhasil mengatasi masalahnya.

"Karena itu ketika Saudi tengah menghadapi tekanan internasional terutama dari Amerika Serikat (AS), Iran tak punya alasan untuk masuk," ujar Alizadeh.

Direktur proyek Iran di Grup Krisis Internasional (ICG) Ali Vaez berujar, Iran sangat diuntungkan jika kasus itu memengaruhi reputasi Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS).

Vaez menjelaskan jika kasus pembunuhan Khashoggi bisa menjatuhkan MBS, maka terdapat peluang bagi Iran dan Saudi melakukan rekonsiliasi.

"Jika tidak, setidaknya sikap bungkam Teheran bisa menurunkan ketegangan dua negara. Sejauh ini, mereka masih senang memperhatikan dari jauh," paparnya.

Analis Ahmad Fateminejad menilai selama tiga pekan terakhir, perhatian dunia yang beralih sedikit banyak telah mengurangi tekanan yang dialami Iran.

Dengan fokus dunia kepada kasus Khashoggi, analis seperti Sadeq Maleki mengusulkan agar Iran bisa memanfaatkannya untuk memulihkan hubungan dengan Saudi.

Baca juga: Potongan Jenazah Khashoggi Ditemukan di Kebun Rumah Konjen Saudi

Dalam opininya di irdiplomacy.ir, Maleki menjelaskan cepat atau lambat, kasus pembunuhan Khashoggi itu bakal menghilang dari pemberitaan dunia.

"Teheran dan Riyadh tak punya opsi lain selain membangun perdamaian dan mengakui kepentingan masing-masing/ Cepat lakukan sebelum terlambat," ujarnya.

Sementara Elahe Koulaee berkicau di Twitter bahwa pemerintahan Presiden Hassan Rouhani juga harus membangun perdamaian dengan AS yang notabene sekutu Saudi.

"Dengan fokus kepada diplomasi kultural dan sains, Iran harus berdamai dengan AS, dan mengubahnya menjadi keuntungan mereka," tutur Koulaee.

Iran sempat mengajak Saudi untuk bersekutu setelah Presiden AS Donald Trump menyebut negeri kaya minyak itu tak bisa bertahan tanpa bantuan Washington.

Baca juga: Sebelum Tewas, Ini Kritikan Terakhir Khashoggi kepada Arab Saudi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com