Namun, Jiang menolak usulan ini dan mengancam akan meledakkan pesawat jika mendarat di Hongkong.
Alhasil, pilot terpaksa mengitari Guangzhou sambil mencoba membujuk Jiang. Pada akhirnya pilot terpaksa harus mendarat di Guangzhou setelah bahan bakar kian menipis.
Sesaat sebelum pesawat mendarat, Jiang merebut kendali pesawat dari pilot. Hal itu mengakibatkan pesawat mendarat dengan kecepatan tinggi.
Baca juga: Tragedi 9/11 AS, Empat Pesawat Dibajak dan Satu Sasaran Meleset...
Pesawat tersebut kemudian menyenggol sebuah Boeing 707-3J6B milik maskapai China Southwest Airlines yang sedang parkir.
Senggolan itu melukai pilot China Southwest Airlines yang kebetulan masih berada di dalam kokpit saat itu.
Meski sudah menyenggol, pesawat Xiamen Airlines itu belum bisa berhenti dan malah menabrak Boeing 757 milik China Southern Airlines nomor penerbangan 2812 yang siap berangkat ke Shanghai.
Akibat tabrakan itu, tujuh dari sembilan kru kabin bersama 75 penumpang meninggal dunia dan 18 lainnya terluka.
Sedangkan di pesawat Boeing 757 seluruh 12 kru kabin selamat tetapi 46 dari 110 penumpangnya meninggal dunia.
Secara keseluruhan 128 orang meninggal dunia dalam tragedi itu termasuk Jiang si pembajak Xiamen Airlines.
Baca juga: Dua Pembajak Pesawat Afriqiyah Airways Akhirnya Menyerah
...