Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Pembajakan Berujung Tabrakan Pesawat di China

Kompas.com - 02/10/2018, 14:23 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

KOMPAS.com - Pada 2 Oktober 1990 terjadi sebuah tragedi penerbangan ketika sebuah pesawat Boeing 737 milik maskapai penerbangan Xiamen Airlines dibajak.

Tak hanya dibajak, pesawat itu kemudian menabrak dua pesawat lainnya saat hendak mendarat di bandara internasional Guangzhou Baiyun, China.

Pesawat dengan nomor penerbangan 8301 itu dibajak pria bernama Jiang Xiaofeng (21), seorang agen pembelian asal Hunan, China.

Dia membajak pesawat itu untuk mencari suaka politik di Taiwan.

Baca juga: FBI Menyerah, Pembajakan Pesawat 45 Tahun Silam Tetap Misterius

Tak lama setelah pesawat itu lepas landas dari bandara Xiamen, provinsi Fujian, wilayah selatan China, Jiang mendatangi kokpit sambil membawa bunga.

Karena dianggap tidak berbahaya, petugas membiarkan pemuda itu masuk.

Sebuah artikel di majalah Time menyebut, petugas membiarkan dia masuk karena menduga akan memberikan bunga kepada pilot sebagai hadiah dalam Festival Bulan.

Festival Bulan adalah sebuah pesta panen yang dirayakan oleh warga China dan Vietnam di saat bulan purnama di akhir September atau awal Oktober.

Kembali ke aksi Jiang Xiaofeng, setelah berada di dalam kokpit, dia kemudian membuka jaket dan menunjukkan benda yang diyakini adalah bahan peledak terikat di dadanya.

Jiang kemudian memerintahkan semua kru kabin keluar dari kokpit kecuali sang pilot Cen Longyu yang kemudian dia perintahkan mengarahkan pesawat ke Taipei, Taiwan.

Namun, sang pilot tidak memenuhi permintaan Jiang dan tetap menerbangan pesawat ke tujuan awal yaitu Guangzhou.

Laporan dari kantor berita Xinhua saat itu tidak menjelaskan mengapa Cen Longyu tidak memenuhi perintah dari si pembajak.

Selama penerbangan komunikasi dengan pesawat itu hilang dan baru tersambung kembali ketika bandara Guangzhou yang mengizinkan pilot mendarat di bandara mana saja di dalam atau luar wilayah China.

Baca juga: Unsur Pembajakan Pesawat Virgin Australia Belum Terpenuhi

Saat itu pilot mengatakan, satu-satunya bandara terdekat yang bisa dijangkau dengan bahan bakar yang ada di pesawatnya adalah Hongkong.

Menara pengatur lalu lintas udara Guangzhou setuju untuk mengarahkan pesawat itu ke Hongkong untuk mengisi bahan bakar dan melanjutkan penerbangan ke Taipei.

Namun, Jiang menolak usulan ini dan mengancam akan meledakkan pesawat jika mendarat di Hongkong.

Alhasil, pilot terpaksa mengitari Guangzhou sambil mencoba membujuk Jiang. Pada akhirnya pilot terpaksa harus mendarat di Guangzhou setelah bahan bakar kian menipis.

Sesaat sebelum pesawat mendarat, Jiang merebut kendali pesawat dari pilot. Hal itu mengakibatkan pesawat mendarat dengan kecepatan tinggi.

Baca juga: Tragedi 9/11 AS, Empat Pesawat Dibajak dan Satu Sasaran Meleset...

Pesawat tersebut kemudian menyenggol sebuah Boeing 707-3J6B milik maskapai China Southwest Airlines yang sedang parkir.

Senggolan itu melukai pilot China Southwest Airlines yang kebetulan masih berada di dalam kokpit saat itu.

Meski sudah menyenggol, pesawat Xiamen Airlines itu belum bisa berhenti dan malah menabrak Boeing 757 milik China Southern Airlines nomor penerbangan 2812 yang siap berangkat ke Shanghai.

Akibat tabrakan itu, tujuh dari sembilan kru kabin bersama 75 penumpang meninggal dunia dan 18 lainnya terluka.

Sedangkan di pesawat Boeing 757 seluruh 12 kru kabin selamat tetapi 46 dari 110 penumpangnya meninggal dunia.

Secara keseluruhan 128 orang meninggal dunia dalam tragedi itu termasuk Jiang si pembajak Xiamen Airlines.

Baca juga: Dua Pembajak Pesawat Afriqiyah Airways Akhirnya Menyerah

...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com