TOKYO, KOMPAS.com - Bagi yang berminat untuk mengadu nasib di Jepang, mungkin sekarang saat yang tepat.
Pasalnya, Negeri Matahari Terbit tengah bersiap memperbanyak peluang pekerja asing karena jumlah penduduknya yang terus menurun.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono, Kamis (13/9/2018), dalam pertemuan Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Hanoi, Vietnam.
Baca juga: Penduduk Jepang Menyusut Karena Kurang Banyak Orang Bercinta
Kono menambahkan, Jepang memutuskan untuk menerima pekerja asing karena populasinya yang menua dan rendahnya angka kelahiran berujung pada berkurangnya jumlah penduduk sebanyak 500.000 orang setahun.
"Kami tidak bisa mempertahakan masyarakat kami seperti itu," ujar Kono menjawab pertanyaan dalam sebuah diskusi panel.
"Kami membuka diri. Kami membuka lapangan kerja untuk pekerja asing. Kini kami sedang mencoba menyusun kebijakan izin kerja baru, sehingga setiap orang bisa diterima di Jepang selama mereka mau berasimilasi dengan warga Jepang," tambah Kono.
Secara tradisional, Jepang sulit menerima pekerja asing karena warga negeri itu kurang merasa nyaman dengan kehadiran orang asing yang tak bisa berbahasa atau memahami budaya Jepang.
Meski demikian, terdapat jutaan warga asing yang tinggal di Jepang, termasuk mereka yang bekerja di berbagai program pelatihan teknis.
Banyak warga asing yang juga bekerja di restoran, konstruksi, dan menjadi perawatan warga lanjut usia.
Jepang perlahan mulai melonggarkan berbagai aturan agar banyak keluarga bisa mempekerjakan pembantu rumah tangga.
Jepang juga memiliki program jangka pendek bagi para perawat asal Indonesia dan beberapa negara lainnya.
Namun, keharusan menguasai bahasa Jepang membuat pekerjaan jangka panjang sulit diperoleh warga asing.
Baca juga: Penduduk Jepang Berkurang 1 Juta Jiwa dalam 5 Tahun Terakhir
Kono kemudian mengambil contoh juara US Open Naomi Osaka yang merupakan anak dari perempuan Jepang yang menikahi pria Haiti, sebagai keuntungan menerima warga asing.
Naomi Osaka lahir di Jepang tetapi dibesarkan di Amerika Serikat menjadi petenis Jepang pertama yang memenangkan gelar juara turnamen Grand Slam.
"Memiliki keragaman adalah hal yang baik. Amat baik jika kami memiliki kebijakan yang terbuka," tambah Kono.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.