NEW DELHI, KOMPAS.com - Pemerintah India pada Rabu (22/8/2018) menolak tawaran bantuan dari Uni Emirat Arab sebesar 100 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,4 triliun.
Bantuan tersebut ditujukan untuk mengatasi dampak banjir yang menerjang negara bagian Kerala, yang sudah menelan lebih dari 400 korban jiwa.
"Sejalan dengan kebijakan yang ada, pemerintah berkomiten memenuhi persyaratan untuk bantuan dan rehabilitasi melalui upaya dalam negeri," tulis pernyataan Kementerian Luar Negeri India, seperti dikutip dari AFP.
Kementerian itu menambahkan, dana bantuan asing hanya dapat didonasikan melalui individu atau yayasan.
Baca juga: Banjir Landa Kerala, India Lakukan Operasi Penyelamatan Hewan Terbesar
Di sisi lain, para ahli berpendapat pemerintah India ingin membuktikan diri mampu mengatasi persoalan darurat negara tanpa bantuan pihak asing.
Pemerintah India memang tidak menyebutkan khusus tawaran Uni Emirat Arab.
"Kami sangat menghargai tawaran dari beberapa negara, termasuk dari pemerintah asing, untuk membantu dalam upaya bantuan dan rehabilitasi akibat banjir parah," kata perwakilan pemerintah.
Kepala Menteri Negara Bagian Kerala, Pinarayi Vijayan, menyerukan pembicaraan tingkat tinggi dengan pemerintah pusat sehingga dana bantuan dari Uni Emirat Arab dapat diterima.
Vijayan meminta lebih dari 375 juta dollar AS atau 5,4 triliun kepada pemerintah pusat India. Dia menyatakan, negara bagian menghadapi kehancuran senilai 3 miliar dollar AS akibat banjir.
Times of India mengabarkan, Perdana Menteri Uni Emirat Arab Mohammed bin Rashid Al Maktoum menawarkan bantuan senilai Rp 1,4 triliun kepada India.
Selain itu, Qatar juga bersedia memberikan bantuan sebesar 350 juta rupee atau Rp 73,1 miliar, sementara Maladewa juga akan membantu India senilai 50.000 dollar AS atau Rp 731,5 juta.
Baca juga: Akibat Banjir Terburuk, Kini Satu Juta Penduduk di India Mengungsi
Namun, pemerintah India tidak akan menerima bantuan tersebut untuk menangani dampak banjir di Kerala.
Seperti diketahui, jalan sepanjang 10.000 km hancur dan rusak, serta 50.000 rumah penduduk tersapu banjir.
Ada banyak laporan mengenai gigitan ular, keberadaan hewan reptil lainnya, dan bahkan seekor buaya. Hewan-hewan itu ditemukan di dalam rumah warga yang dipenuhi lumpur setelah banjir surut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.