BEIJING, KOMPAS.com - Pemerintah China menyebut laporan tentang penahanan satu juta Muslim Uighur di Xinjiang sebagai kabar tidak benar.
Namun, pemerintah China mengakui telah mengirim sejumlah warga Uighur ke sejumlah pusat "reedukasi".
Pengakuan Beijing yang langka itu disampaikan dalam sebuah pertemuan PBB di Jenewa, Swiss untuk menanggapi kecemasan terkait kabar bahwa Xinjiang kini lebih menyerupai kamp tahanan raksasa.
Baca juga: Warga Xinjiang Harus Tunjukkan KTP saat Beli Tiket Kereta Bawah Tanah
Sejak beberapa tahun terakhir, di Xinjiang kerap meletus kekerasan yang ditumpas dengan tindakan keras peremerintah.
Pemerintah China menuduh kelompok militan Islam dan kalangan separatis sebagai pihak yang berada di balik berbagai kekerasan itu.
China mengirim delegasi beranggotakan 50 orang ke pertemuan Komite Penghapusan Diskriminasi Rasial PBB yang berlangsung selama dua hari.
Pada Jumat (10/8/2018), anggota komite Gay McDougall mengatakan keprihatinannya terkait laporan yang menyebut Beijing telah mengubah wilayah otonomi Uighur menjadi tempat yang lebih mirip kamp tahanan.
Seorang pejabat Komite Sentral Partai Komunis China, Hu Lianhe memberikan tanggapan atas pernyataan anggota komite PBB itu.
"Warga Xinjiang, termasuk orang Uighur, menikmati kebebasan dan hak yang setara," ujar Hu Lianhe.
"Anggapan adanya satu juta orang Uighur ditahan, sepenuhnya tidak benar," Hu menegaskan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan