MANILA, KOMPAS.com - Sebuah perusahaan pembuat senjata Israel telah menjual ratusan senapan kepada unit kepolisian anti-narkoba di Filipina.
Melansir The New Arab, penjualan senapan serbu kepada polisi anti-narkoba Filipina tersebut dilakukan oleh Israel Weapons Industries (IWI), yang bermarkas di kota Ramat HaSharon.
Perusahaan tersebut telah memenangkan tender tahun lalu sebagai pemasok sebanyak 560 senapan serbu standar kepada Agen Pemberantasan Narkoba Filipina (PDEA).
Selain itu, IWI juga dilaporkan telah mengamankan dua tender untuk menyediakan 1.920 unit pistol dan 313 senapan serbu kepada Polisi Nasional Filipina (PNP).
Baca juga: China Donasikan Kapal dan Peluncur Granat Roket untuk Filipina
Pemerintahan Israel telah memberikan lampu hijau untuk mengekspor sistem kendali pertahanannya.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte meluncurkan perang melawan narkoba di Filipina, tak lama setelah dia menjabat pada Juni 2016.
Setelah lebih dari dua tahun berlangsung, pemerintah Filipina mengklaim sebanyak 4.354 tersangka pengguna dan pengedar obat-obatan terlarang telah tewas dalam operasi polisi.
Namun kelompok hak asasi manusia menyebut jumlah korban tewas sebenarnya jauh lebih banyak, bahkan mencapai tiga kali lipat, sehingga menyebutnya sebagai kejahatan kemanusiaan.
Duterte telah menunjukkan ketegasannya dalam memerangi peredaran narkoba di negaranya. Dia bahkan berani membandingkan dirinya sendiri dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.
"Jika Hitler membantai tiga juta orang Yahudi, sekarang ada tiga juta pecandu narkoba (di Filipina) dan saya akan dengan senang hati membantai mereka," kata Duterte pada September 2016, yang langsung menuai kecaman masyarakat internasional.
Baca juga: Duterte: Perang Filipina Melawan Narkoba Masih Jauh dari Selesai
Beberapa pekan setelah mengeluarkan pernyataan yang kontroversial itu, Duterte mengumumkan bahwa dia berencana membeli semua peralatan militer negaranya dari Israel.
Presiden Duterte juga tengah berencana mengunjungi Israel pada September mendatang, menjadi yang pertama bagi presiden Filipina ke negara tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.