Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Sebarkan Berita Bohong, Jurnalis China Dilarang Masuk Taiwan

Kompas.com - 28/06/2018, 16:14 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

TAIPEI, KOMPAS.com - Seorang jurnalis asal China dilarang oleh otoritas Taiwan untuk memasuki dan bekerja di wilayah pulau itu, setelah dituduh menyebarkan berita palsu.

Ye Qinlin dari stasiun televisi Southeast telah dianggap beberapa kali melanggar peraturan media China di Taiwan, yang diharuskan tetap berpegang pada rencana yang telah disetujui dan mengikuti prinsip pelaporan berimbang dan obyektif.

Ini menjadi kasus pertama di mana seorang jurnalis asal China daratan dilarang memasuki Taiwan atas tuduhan menciptakan konflik lintas selat.

Ye telah secara rutin ditugaskan ke Taiwan selama 10 tahun terakhir untuk melaporkan perkembangan yang terjadi di wilayah pulau, namun pengajuan izin masuk terakhirnya telah ditolak.

Dewan Urusan Daratan (MAC), yang menangani hubungan Taiwan dengan China, dalam pernyataannya mengatakan, pemerintah menghormati dan melindungi kebebasan pers namun secara tegas tidak akan mengizinkan pers China menyebarkan informasi keliru lewat berita palsu.

Baca juga: Presiden Taiwan Ajak Negara-negara Bangkit Melawan China

Juru bicara MCA, Chui Chui Cheng mengatakan kepada AFP bahwa Ye telah berulang kali melanggar peraturan media China di Taiwan.

Kasus pertama, Cheng disebut telah berusaha melaporkan dari pangkalan militer di Taiwan tanpa otorisasi.

Kedua, pada Februari lalu, saat terjadi gempa mematikan di Kota Hualien, Ye dianggap telah memicu kontroversi setelah menuliskan pemberitaan yang dianggap keliru.

Saat itu, Ye menuliskan bahwa tim penyelamat Jepang yang dikirim sebagai bala bantuan, menolak masuk ke dalam gedung yang rusak parah karena mengkhawatirkan keselamatan mereka.

Pemberitaan tersebut dibantah oleh otoritas setempat dan menganggap Ye telah sengaja mencoba merusak hubungan Taiwan dengan Jepang, salah satu sekutu utamanya.

Ye juga kerap mengkritik kebijakan Presiden Tsai Ing-wen yang diungkapkannya di media sosial Facebook. Dia juga diketahui mendukung kebijakan Satu China oleh Beijing.

"Otoritas Taiwan telah memblokir saya secara fisik, tetapi bisakah mereka memblokir lisan dan tulisan saya?" tulis Yen di akun Facebook-nya menanggapi pelarangan pemerintah Taiwan terhadap dirinya.

"Meningkatkan pemahaman lintas selat selalu menjadi pencarian saya," tambahnya.

Baca juga: Beijing Kecam Presiden Taiwan yang Serukan Pembatasan Terhadap China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com