TEHERAN, KOMPAS.com - Iran menuduh Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat telah menyebarkan "berita palsu" terkait republik Islam dengan dokumen rahasia yang baru mereka ungkapkan.
CIA pada Kamis (2/11/2017) telah merilis hingga 470.000 dokumen yang mereka temukan pada Mei 2011 saat pasukan khusus AS menerobos masuk persembunyian di Abbottabad dan menembak mati Osama bin Laden.
Berdasar pengakuan peneliti dari Yayasan Pertahanan Demokrasi (FDD) yang diizinkan melihat berkas sebelum dipublikasikan, memuat hubungan suram antara kelompok ekstremis Sunni dan Syiah Iran.
Baca juga: CIA: Iran Terlibat dengan Al Qaeda
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif langsung menolak tuduhan tersebut.
"CIA dan FDD menyebar berita palsu dengan dokoumen Al Qaeda yang telah diseleksi," tulis Zarif dalam akun media sosial Twitter-nya, Kamis (2/11/2017).
A record low for the reach of petrodollars: CIA & FDD fake news w/ selective AlQaeda docs re: Iran can't whitewash role of US allies in 9/11
— Javad Zarif (@JZarif) 2 November 2017
Perilisan dokumen tersebut dilakukan AS menyusul pemerintahan Trump yang berusaha meningkatkan tekanan terhadap Iran, menolak mengesahkan kesepakatan nuklir penting antara Teheran dengan pemerintah dunia.
Iran secara tegas membantah tuduhan adanya hubungan dengan Al Qaeda dan telah memberi dukungan finansial dan militer untuk membantu rezim Suriah melawan militan Sunni dan lawan lainnya.
Kantor berita Fars yang dekat dengan konservatif Iran, mengatakan pada Kamis (2/11/2017), publikasi dokumen terkait Al Qaeda secara selektif oleh CIA adalah bagian dari upaya menekan Iran.
Baca juga: CIA Pernah Selidiki Klaim Hitler Hidup dan Tinggal di Kolombia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.