WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Delegasi Amerika Serikat bertemu dengan pejabat Korea Utara di Zona Demiliterisasi Korea pada Minggu (27/5/2018).
Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk kembali mempersiapkan perjumpaan antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong Un, yang sebelumnya sempat dibatalkan.
"Saya sangat yakin Korea Utara memiliki potensi yang cemerlang dan akan menjadi negara dengan perekonomian dan keuangan yang hebat suatu hari nanti," kicau Trump di Twitter.
"Kim Jong Un sepakat dengan saya dalam hal ini. Itu akan terjadi," imbuhnya.
Our United States team has arrived in North Korea to make arrangements for the Summit between Kim Jong Un and myself. I truly believe North Korea has brilliant potential and will be a great economic and financial Nation one day. Kim Jong Un agrees with me on this. It will happen!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 27 Mei 2018
Sebelumnya, Trump membatalkan pertemuan tingkat tinggi dengan Kim Jong Un yang digelar di Singapura pada bulan depan.
The Washington Post seperti dilansir dari AFP melaporkan, delegasi AS ke Zona Demiliterisasi Korea di Panmunjom dipimpin oleh Sung Kim, mantan duta besar AS untuk Korea Selatan dan mantan negosiator nuklir dengan Korea Utara.
Delegasi AS dikabarkan bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hui.
Untuk diketahui, saat ini AS tidak memiliki duta besar untuk Korea Selatan sehingga menjadi tantangan diplomatik yang paling rumit selama bertahun-tahun.
Dalam 24 jam setelah membatalkan pertemuan, Trump justru berbalik arah dengan mengatakan kemungkinan hal tersebut masih bisa berlanjut, setelah melakukan pembicaraan intensif bersama pejabat Korea Utara.
Baca juga: Kim Jong Un: Pertemuan dengan Trump Peluang Akhiri Konfrontasi
"Rencana pertemuan ini berjalan dengan sangat baik," kata Trump di Gedung Putih pada Sabtu (26/5/2018).
"Kami memandang (pertemuan) pada 12 Juni di Singapura. Itu belum berubah," imbuhnya.
AS menginginkan Korea Utara segera menyerahkan semua senjata nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi dan memberikan bantuan ekonomi.
Sementara, Korea Utara memiliki pandangan yang berbeda tentang denuklirisasi. Negara itu tetap khawatir terutama ketika AS mempertahankan kehadiran militer yang kuat di Korea Selatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.