Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Ho Chi Minh, Simbol Kemerdekaan Vietnam

Kompas.com - 21/05/2018, 17:00 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

7. Perjanjian Jenewa dan Pecahnya Perang Vietnam
Sejak Mei sampai 21 Juli 1954, delapan negara bertemu di Jenewa, Swiss, untuk membicarakan solusi bagi masalah Vietnam.

Adapun Vietnam diwakili dua diplomat. Satu merupakan pihak Ho, sementara satu lagi adalah diplomat dari pemerintahan Bao Dai.

Dari pertemuan itu, disepakati Vietnam bakal dibagi menjadi dua. Di mana Ho bakal mendiami wilayah utara dengan ibu kota di Hanoi.

Disepakati bahwa pada 1956 bakal diadakan pemilihan umum setelah Vietnam bisa membentuk pemerintahan unifikasi.

Dalam pertemuan itu, Ho yang diwakili Pham Van Dong menerima kendali wilayah yang lebih kecil berdasarkan kesepakatan saat 1946.

Baca juga: Mengintip Wonderful Indonesia di Ho Chi Minh

Perjanjian itu memberi kerugian bagi Viet Minh. Mereka kehilangan Hanoi karena pemilu yang dijanjikan dihentikan oleh AS dan Vietnam Selatan.

Vietnam Utara merupakan wilayah miskin. Pemerintahan Ho diputus oleh daerah persawahan yang makmur di kawasan selatan.

Dalam keadaan tersudut, Ho meminta bantuan kepada China dan Soviet. Dia juga mulai melakukan reformasi pertanian di 1955-1956.

Namun, dia menjalankan reformasi tersebut secara totaliter dengan tidak mengacuhkan nilai-nilai kemanusiaan. Meski begit, popularitasnya masih melejit.

Keinginan untuk menggulingkan pemerintahan Vietnam Selatan yang dipimpin Ngo Dinh Diem mulai mengemuka dalam pertemuan politbiro di 1956.

Di 1959, Ho mulai mendesak polibiro untuk mulai mengirim bantuan kepada Viet Cong, atau anggota gerilyawan utara, yang berniat menggulingkan rezim Ngo.

Agar negara Barat tidak menuduh utara melanggar Pakta Jenewa, utara membentuk Front Nasional Pembebasan di Vietnam Selatan pada Desember 1960.

Baca juga: Layani Rute Cengkareng-Ho Chi Minh City, VietJet Tegaskan Tak Pakai Bikini

Front ini menjadi cabang politik Viet Cong untuk berpartisipasi dalam kegiatan non-komunis, sekaligus menyembunyikan keterlibatan utara dalam peristiwa tersebut.

Antara 1961-1963, Perang Vietnam pecah ketika 40.000 pasukan Vietnam Utara masuk ke Vietnam Selatan. Infiltrasi itu ditanggapi AS dengan mengirim pasukan pada awal 1965.

Militer Negeri "Paman Sam" tersebut awalnya melindungi pangkalan mereka di Chu Lai dan Da Nang. Namun, pada akhirnya, mereka terlibat penuh dalam konflik tersebut.

Pada 2 Maret 1965, AS melancarkan serangan udara dalam operasi bernama Rolling Thunder. Dua tahun kemudian, Ho dan para petinggi CPV bertemu.

Mereka mendiskusikan jalannya peperangan yang tidak menguntungkan mereka. Atas izin Ho, Viet Cong melancarkan Serangan Tet di 30 Januari 1968.

Serangan yang bertujuan untuk mengambil sebanyak mungkin wilayah di Vietnam Selatan tersebut membuat dunia terkejut.

Strategi tersebut berhasil memaksa Washington untuk menggelar pertemuan dengan Hanoi untuk membicarakan tentang akhir Perang Vietnam.

Baca juga: Keliling Ho Chi Minh dengan Vespa? Asyik...

8. Kematian
Pada 1967, Ho mulai dihinggapi masalah kesehatan serius, yang memaksanya untuk mulai mengurangi kehadirannya di muka publik.

Pada 2 September 1969, Ho meninggal dalam usia 79 tahun akibat gagal jantung pada pukul 09.47 waktu setempat di Hanoi.

Berita kematian Ho sengaja ditahan selama 48 jam karena saat itu Vietnam Utara tengah menggelar memperingati kemerdekaan mereka.

Pemerintah kemudian menetapkan masa berkabung selama sepekan dari 4-11 September 1969. Jenazah Ho diawetkan, dan disimpan di mausoleum di Lapangan Ba Dinh.

Baca juga: Banjir Bandang Landa Vietnam Utara, Puluhan Orang Tewas dan Hilang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com