Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Paus Yohanes Paulus II Wafat

Kompas.com - 02/04/2018, 12:30 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Secara diam-diam dan perlahan, Wojtyla membangun reputasinya sebagai seorang imam berpengaruh sekaligus sosok intelektual penuh kharisma.

Meski sudah memiliki reputasi luar biasa, tetap saja saat Paus Yohanes Paulus I meninggal pada 1978 setelah 34 hari menjabat, tak banyak yang menyangka pria Polandia ini yang akan duduk di Tahta Suci.

Namun, setelah tujuh putaran pemungutan suara, dewan konklaf akhirnya memilih Wojtyla yang saat itu berusia 58 tahun menjadi Paus ke-264.

Dia menjadi Paus pertama non-Italia dan yang termuda sejak 132 tahun terakhir. Paus non-Italia terakhir sebelum Wojtyla adalah Paus Adrian VI asal Belanda yang menjabat pada 1522-1523.

Baca juga : Bosnia Resmikan Patung Paus Yohanes Paulus II

Sebagai sosok konservatif, masa kepausan Yohanes Paulus II diwarnai keteguhan Vatikan menentang komunisme dan perang juga aborsi, penggunaan kontrasepsi, hukuman mati, dan hubungan seks sesama jenis kelamin.

Paus Yohanes Paulus II juga kemudian menentang euthanasia, kloning manusia, dan riset sel punca.

Dengan kemampuannya berbicara dalam delapan bahasa (Polandia, Italia, Perancis, Jerman, Inggris, Spanyol, Portugal, dan Latin), Paus Yohanes Paulus II amat mudah berkomunikasi saat melakukan perjalanan keliling dunia.

Yohanes Paulus II dikenal  sebagai Paus yang paling banyak bepergian dengan berkunjung ke 129 negara selama masa kepausannya.

Hal lain yang dikenang dari Paus Yohanes Paulus II adalah upayanya memperbaiki hubungan Gereja Katolik dengan agama Yahudi, Islam, dan Gereja Ortodoks serta Gereja Anglikan.

Pada 13 Mei 1981, Paus Yohanes Paulus II ditembak di Lapangan St Petrus oleh pria Turki bernama Mehmet Ali Agca.

Upaya pembunuhan itu gagal dan setelah selesai menjalani perawatan di rumah sakit, Paus Yohanes Paulus II mengunjungi Ali Agca di penjara dan memaafkan pria itu.

Setahun kemudian, Paus Yohanes Paulus II kembali nyaris menjadi korban pembunuhan. Kali ini pelakunya adalah seorang pastor radikal yang menentang reformasi di Vatikan.

Meski baru dibenarkan Vatikan pada 2003, banyak  yang meyakini Paus Yohanes Paulus II sudah mengidap parkinson sejak awal 1990-an.

Saat itu, Paus sudah semakin sulit berkomunikasi dan berjalan kaki, meski demikian dia tetap melaksanakan tugasnya termasuk berkunjung ke berbagai negara di dunia.

Di tahun-tahun terakhirnya, Paus Yohanes Paulus II terpaksa mendelegasikan sebagian tugasnya tetapi masih kerap berbicara kepada umat Katolik lewat jendela kantornya di Vatikan.

Pada Februari 2005, Paus Yohanes Paulus II dirawat di rumah sakit akibat komplikasi penyakit yang dipicu flu. Dua bulan kemudian dia wafat.

Baca juga : Polandia Buka Museum Paus Yohanes Paulus II

Paus Yohanes Paulus II dikenang akan upayanya menumbangkan komunisme, membangun jembatan dengan agama lain, dan meminta maaf untuk perilaku Gereja Katolik di masa Perang Dunia II.

Tahta kepausan kemudian diduduki Joseph Cardinal Ratzinger asal Jerman yang memilih nama Benediktus XVI yang kemudian memulai proses untuk menjadikan Paus Yohanes Paulus II sebagai seorang santo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com