MANILA, KOMPAS.com - Keputusan Presiden Filipina Rodrigo Duterte untuk keluar dari Mahkamah Kriminal Internasional ( ICC) menuai reaksi keras.
Salah satunya datang dari Senator Leila De Lima. Diwartakan Rappler Sabtu (17/3/2018), Lima menyanggah pernyataan Juru Bicara Kepresidenan, Harry Roque.
Roque Kamis (15/3/2018) berujar, keputusan Filipina menarik diri dari ICC bakal menjadi akhir bagi mahkamah yang berkantor di Den Haag, Belanda itu.
"Tidak Tuan Roque. Justru, keputusan Duterte menarik diri dari ICC bakal menjadi akhir bagi dirinya sendiri," kata De Lima dalam rilis kepada media.
Senator perempuan berusia 58 tahun itu melanjutkan, dia juga tidak yakin dengan klaim Roque bahwa negara lain bakal mengikuti jejak Filipina keluar dari ICC.
Baca juga : Duterte Umumkan Filipina Keluar dari Mahkamah Kriminal Internasional
"Mungkin saja, yang berpikir keluar adalah negara yang tengah berada dalam radar investigasi ICC," sindir De Lima.
Dia mencontohkan Burundi, negara yang memutuskan menarik diri dari Statuta Roma, cikal bakal berdirinya ICC, pada Oktober 2017.
"Tuan Roque, coba cari di internet soal Burundi. Anda akan menemukan fakta tentang negara yang sangat Anda banggakan itu," tutur De Lima.
Menurut organisasi Humah Rights Watch, Burundi masuk dalam daftar ICC berkaitan dengan dugaan kasus pelecehan, pemerkosaan, hingga pembunuhan.
Sementara itu, Duterte dalam pidatonya di hadapan lulusan Akademi Militer Filipina kembali menyatakan niatnya untuk mempengaruhi negara lain agar keluar dari ICC.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan