MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina membuat keputusan mengejutkan. Sebab, dia mengumumkan Filipina bakal keluar dari Mahkamah Kriminal Internasional (ICC).
"Dengan sadar, saya mengumumkan Filipina keluar dari ratifikasi Statuta Roma secepat mungkin," kata Duterte Rabu (14/3/2018), dilaporkan oleh Rappler.
Statuta Roma adalah perjanjian yang dibuat pada 17 Juli 1998 di Roma, Italia, dan menjadi dasar terbentuknya Mahkamah Kriminal Internasional.
Meski telah menekankan kata "secepatnya", Filipina tidak serta-merta bisa langsung keluar begitu saja.
Merujuk kepada Statuta Roma, negara yang mengajukan pengunduran diri baru benar-benar keluar setahun sejak suratnya diterima Sekretaris Jenderal PBB.
Baca juga : Duterte Minta Tentara Lemparkan Penyidik PBB ke Kandang Buaya
Namun, Duterte menegaskan bahwa Filipina harus keluar sesegera mungkin. Dia berkata, sejak awal perjanjian tersebut tidak memihak negaranya.
Duterte memenuhi ucapannya sejak November 2016. Dia mengikuti jejak Rusia yang lebih dahulu menarik diri dari ICC pada 16 November 2016).
Lantas, apa yang membuat presiden yang akrab dipanggil Digong tersebut menyeret Filipina keluar dari ICC?
Diwartakan Reuters via Channel News Asia, semua dimulai ketika ICC mengumumkan pada Februari lalu bakal melaksanakan penyelidikan awal terhadap dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan Duterte.
Sejak, kebijakan Duterte untuk memerangi narkoba itu berujung banyaknya pembunuhan ekstrayudisial di Filipina.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.